Sabtu, 25 Juni 2016

Ketahuan! Polisi Tangkap 3 Provokator! Ternyata Pendemo Dibayar Rp 100Ribu! Share!

transparanjujur.blogspot.com - Kunjungan Gubernur DKI Jakarta Ahok ke wilayah Penjaringan, Jakarta Utara Kamis sore (23/6) disambut oleh demo warga. Sekelompok orang yang menggelar aksi menolak kedatangan Ahok, terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.

Jamran, salah seorang peserta aksi yang juga salah seorang pentolan Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) menyampaikan, kericuhan dipicu oleh tindakan aparat yang terdiri dari Satpol PP dan polisi. Sejak awal, menurut Jamran, warga hanya menyampaikan aspirasi sambil menggelar spanduk yang rata-rata mengkritik Ahok. Tetapi sama sekali tidak ada rencana melakukan tindakan anarkis, apalagi bentrok dengan aparat.

Yang menarik dari demo tersebut ternyata adanya isu merebak dimana sebagian besar para pendemo tersebut merupakan warga pendatang dan diupah oleh salah satu Ormas. Seperti yang diutarakan oleh Ronald, �Kami sebenarnya hanya ingin bertemu Ahok dan kami ditawari uang sebesar Rp. 100rb untuk ikut demo ini. Jadi kami ambil saja sekalian untuk bisa bertemu ahok.�

Ronald yang merupakan warga Kolong Tol Wiyoto Wiyono ini mengaku tidak tahu maksud dan tujuan dari demo tersebut. �Memang sebelum aksi di gelar ada pengarahan dari salah satu ormas yang membayar kita-kita ini, cuma saya tidak terlalu ambil pusing. Bagi saya dan teman-teman hanya ingin bertemu ahok.�

Ronald mengakui bahwa dirinya datang bersama rombongan sekitar 10-13 orang. Sementara ormas yang diduga menggerakkan massa tersebut sudah dalam pantauan pihak Kepolisian. Alasan Kepolisian tidak bertindak karena tidak ingin demo berkembang lebih ricuh.

Ahok menegaskan, masih banyak warga yang menikmati fasilitas RPTRA yang dibangun Pemprov DKI. �Ya kamu lihat saja tadi. Warga nolak apa tidak? Anak-anak menikmati tidak tempat ini? Yang menolak juga dari mana,� ujar Ahok di RPTRA Penjaringan Indah, Jakarta Utara, Kamis (23/6/2016). Ahok mengaku heran dengan penolakan warga. Padahal Pemerintah DKI akan memindahkan mereka ke tempat yang lebih layak. Terlebih demo hari ini diwarnai kericuhan dan aksi lempar batu. Padahal, kata Ahok, ini kan bulan Ramadan.

�Ini bulan suci Ramadan, mau bawa-bawa agama lagi? Saya kira enggak benar kalau orang bawa-bawa agama seperti itu. Kalau mau bicara agama, Anda harus mengusahakan kesejahteraan orang banyak. Kita bukan menzolimi Anda. Itu yang penting,� ungkap Ahok.

Ahok mengklaim masih banyak warga yang menyambut positif fasilitas RPTRA. �Anak-anak ini senang tidak? Masyarakat ibu-ibu semua senang,� ungkap Ahok.

Dalam hal ini polisi telah mengamankan tiga orang terkait aksi anarkitis saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Penjaringan Indah, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (23/6/2016) sore. Ketiga orang tersebut diduga provokator dari aksi yang berujung ricuh itu.

"Kasus Penjaringan setelah menganalisa video, tiga orang sudah ditangkap," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono saat dikonfirmasi, Jumat (24/6/2016).

Awi menambahkan, saat ini pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut. Pihaknya tengah mempelajari rekaman video lain maupun foto yang dimuat media. Hal tersebut bertujuan untuk menangkap pelaku lain yang juga diduga menjadi provokator.

"Yang lain masih diburu oleh Polres Jakarta Utara," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menghadiri peresmian RPTRA di Penjaringan Indah, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Kamis (23/6/2016) sore. Tetapi, kehadiran Basuki pada acara tersebut mendapat penolakan dari massa.

Penolakan ini  berujung bentrok antara massa dan polisi. Massa melempari petugas kepolisian dengan batu. Saat peristiwa tersebut terjadi, sekitar 500 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara, dan Polsek Penjaringan diterjunkan.


Sumber: kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India