Minggu, 12 Juni 2016

Berpuasa Itu Tahan Banting, Bukan Ngemis Minta Dihormati, Menteri Agama: Hormati Yang Tidak Puasa!

transparanjujur.blogspot.com - Disekitar kita itu ada banyak orang yang tidak berpuasa. Ada yang memang tidak diwajibkan puasa (non muslim), ada juga yang memang terpaksa tidak berpuasa, contoh: orang sakit, wanita hamil, anak-anak ,orang tua renta yang tidak mampu puasa, dll.

Mereka butuh makanan, apa iya kita paksa mereka untuk tidak makan ? Egois itu namanya. Apalagi yang dagang kan butuh uang untuk nyambung hidup keluarganya.

Janganlah kita egois, berpuasa tapi ngemis-ngemis minta dihormati.

Maunya puasa kok malah egois?
Maunya puasa kok ngemis-ngemis minta dihormati?
Puasa tapi minta dihormati justru menjadi terlihat kurang terhormat.

Kalau niat puasanya bener, makanan tak akan dapat mengganggu kekhusukkan puasa Anda.

Karena sesungguhnya puasa itu tahan banting, bukan ngemis minta untuk dihormati.

--------------------

Warung makan sekelas warteg hingga restoran, sering menjadi sasaran aksi anarkis segelintir organisasi massa selama bulan Ramadan dengan dalih mengganggu orang yang berpuasa.

Tempat-tempat makan tersebut seakan berubah makna sebagai sarang maksiat pada bulan suci umat Islam tersebut.

Karenanya, warteg maupun restoran--terutama yang tetap buka pada siang hari--dianggap tidak menghormati sekaligus mengganggu orang yang khusyuk berpuasa.

Selain sebagai sasaran aksi perusakan, pramusaji warteg dan restoran juga mungkin harus siap-siap nganggur sebulan karena tempat kerjanya sering didesak untuk sementara tutup selama Ramadan.

Tetapi, potret buram "dunia per-warteg-an dan restoran" itu tampaknya tak bakal lagi terjadi tahun ini.

Kemungkinan tersebut terbuka setelah Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, memiliki penilaian sendiri mengenai persoalan ini.

Menurut Lukman, pemilik tempat-tempat makan memiliki hak untuk tetap buka pada siang hari selama Ramadan.

Kemudian, ia juga menilai tidak hanya orang berpuasa yang harus diperhatikan dan dihormati. Orang yang tidak berkewajiban atau lagi tidak berpuasa pun harus tetap dihormati.

"Warung2 tak perlu dipaksa tutup. Kita hrs hormati juga hak mrk yg tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa," tulis Lukman di laman Twitter pribadinya, @lukmansaifuddin, Jumat (5/6/2015) pekan lalu.

"Kicauan" yang penuh makna tapi bisa dimaknai kontroversial oleh kalangan tertentu itu, sebenarnya jawaban dari permintaan seniman & budayawan Sudjiwo Tedjo dan seorang netizen berakun @agungprasetyo_U, pada hari yang sama.

"Kang Menag @lukmansaifuddin mohon acara2 cekakakan TV pas sahur itu agak dianu� Krn mengganggu khitmat Ramadhan .. Suwun" kicau Sudjiwo Tedjo.

"Juga iklan2 penyehat/penguat org puasa, itu menurutku menilai puasa sbg sumber penyakit, pdhl sebaliknya,� tulis Sudjiwo, melanjutkan tweet pertamanya.

Menteri Lukman lantas me-retweet tulisan itu, sembari menambahkan sebaris kalimat: "Wahai, dengarlah ini ~>  Kang Menag @lukmansaifuddin mohon acara2 cekakakan TV pas sahur itu agak dianu�Krn mengganggu khitmat Ramadhan .. Suwun."

Setelah itu, netizen berakun @agungprasetyo_U menimpali percakapan di dunia maya itu: "@sudjiwotedjo @lukmansaifuddin skalian warung2 dtutup semua jo.. krn dkhawatirkan bs mengurangi khidmatnya ramadhan.."

Barulah Menteri Lukman menuliskan betapa pentingnya umat Islam yang berpuasa untuk turut menghormati orang lain yang tidak berpuasa.


Sumber: suaranetizen via beritateratas & CeritaNews

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India