Kamis, 20 Oktober 2016

Kursus Bahasa Inggris Gratis Milik Putra Jokowi Ajar 1.000 Siswa

Kursus Bahasa Inggris Gratis Milik Putra Jokowi Ajar 1.000 Siswa


Peduli pada minimnya kegiatan anak-anak para pekerja lepas di katering Chili Pari miliknya, Gibran Rakabuming Raka memutuskan untuk menyediakan kursus Bahasa Inggris gratis bagi mereka. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu pun mendirikan House of Knowledge untuk mewadahi kegiatan tersebut sejak 2010 lalu.

"Saya sengaja memilih Bahasa Inggris sebagai materinya karena ini merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh anak-anak. Terlebih dalam menghadapi MEA, " ujar Gibran kepada Liputan6.com, Selasa, 24 November 2015. 

Gibran menunjuk Yohanes Handoko, guru privat Bahasa Inggris keluarga, sebagai penanggung jawab kegiatan sekaligus guru kursus gratis itu. Belakangan, tempat belajar itu menarik para mahasiswa sebagai pengajar bagi para siswa yang mayoritas duduk di SD dan SMP.

"Nah, modul dan materi kursus Bahasa Inggris semua dilakukan (disusun) Pak Handoko," imbuh dia.

House of Knowledge kini sudah mengajar 1.000 anak. Lokasi kursusnya juga menduplikasi yang tersebar di wilayah eks Karesidenan



Suami Selvi Ananda ini menyatakan, kursus gratisnya bukan hanya bagi kalangan yang tidak mampu, melainkan fokus pada mereka yang memiliki kemauan untuk belajar. Pembukaan kursus gratis itu juga sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari usaha kateringnya.

"Kita pernah membuka House of Knowledge di daerah pinggiran Kota Solo. Tetapi kenyataannya, minat anak-anak di daerah itu untuk belajar Inggris kurang.  Jadi kursus gratis ini tidak hanya untuk mereka yang kurang mampu tetapi yang mau belajar," ungkap Gibran. 

Dituturkannya, kursus gratis ini telah terdaftar di Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kota Solo. Jadi, kalau para siswanya bisa lulus dari House of Knowledge, mereka akan mendapatkan sertifikat. "Sertifikatnya diakui oleh Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kota Solo, " tutur Gibran. (Din/Sun)

http://m.liputan6.com/news/read/2374687/kursus-bahasa-inggris-gratis-milik-putra-jokowi-ajar-1000-siswa



Senin, 17 Oktober 2016

Politisasi Agama Terhadap Ahok Ternyata Sejarah Yang Terulang Kembali! Bantu Share!

transparanjujur.blogspot.com - Dulu, "mereka" ramai-ramai menolak Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI karena menurut mereka, dalam Islam, seorang perempuan "haram" menjadi pemimpin politik apalagi memimpin sebuah negara.

Berbagai dalil mereka kumpulkan untuk mendukung pendapat-pendapat mereka. Berbagai fatwa pun mereka himpun untuk menyokong argumen-argumennya.

Meskipun Bu Mega jelas beragama Islam, mereka tidak peduli. Bahkan mereka menuding Bu Mega itu "Islam Hindu" hanya karena sang ayah memiliki hubungan sejarah dengan Bali.

Dulu pula, "mereka" ramai-ramai menentang, menolak, dan menjegal KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai Presiden RI. Kali ini alasan pengharaman mereka karena Gus Dur buta.

Menurut mereka, dalam Islam, seorang pemimpin negara tidak boleh memiliki "cacat fisik". Lagi-lagi mereka menghimpun berbagai teks, dalil, dan fatwa untuk mendukung, memperkuat, dan melegitimasi pendapat dan sikapnya.

Padahal Gus Dur seorang tokoh Muslim terkenal di seantero jagat, pemimpin ormas Islam terbesar di Tanah Air, Nahdlatul Ulama (NU), kiai yang sangat mumpuni wawasan keislamannya, berpuluh-puluh tahun belajar Islam di pesantren, Mesir, dan Irak, ahli Bahasa Arab dan kitab-kitab keislaman, putra seorang mantan Menteri Agama dan pejuang bangsa (KH A. Wahid Hasyim), cucu seorang ulama besar, pahlawanan nasional, dan pendiri NU (Syeikh Hasyim Asy'ari). Kurang apa coba "Islam"-nya Gus Dur? Kenapa mereka tolak juga?




Dulu pula, meski tidak terlalu dulu, mereka juga ramai-ramai menentang dan menolak Pak Jokowi.

Kali ini alasannya karena beliau seorang "Islam abangan" lah, "Islam KTP" lah, "Islam Kejawen" lah, tidak bisa mengucapkan kalimat "as-salamu alaikum warahmatullah wa barakatuh" dengan fasih, apalagi ngomong Bahasa Arab.

Jika Bu Mega dituduh dekat dengan Hindu, Pak Jokowi dituduh dekat dengan Kristen. Dekat dengan Kristen saja dipersoalkan apalagi Kristen beneran. Lagi-lagi, seperti biasa, mereka mengumpulkan sejumlah dalil untuk menyokong pendapat dan argumentasinya.

Sekarang, mereka ramai-ramai lagi gerudag-geruduk kesana-kemari. Kali ini targetnya Koh Ahok.

Lebih brutal lagi serangan mereka ke Ahok karena si Koh ini sudah Cina, Kristen pula.

Karena berstatus "minoritas ganda", Koh Ahok lebih mudah jadi target empuk kampanye hitam oleh para pecundang agama dan politik ini.

Berbagai dalil tumpah-ruah dikutip untuk mendukung pendapat, argumen, sikap, dan tindakan gelap-mata dan membabi buta mereka.

Para mafia agama dan politik inipun rajin konsolidasi dan kusak-kusuk untuk menjegal Ahok.

Uniknya atau lucunya, kenapa "mereka" tidak mempersoalkan Pak SBY, Pak Wiranto, atau Pak Prabowo Subiyanto? Bukankah mereka, sebagaimana Bu Mega dan Pak Jokowi, juga sama-sama "Muslim abangan"??

Jadi, masihkah anda percaya, kalau apa yang "mereka" lakukan itu "atas nama" atau "demi membela" Islam"??


Silahkan dishare jika berkenan, terima kasih.

Sumber: Dikutip Islamnkri.com Dari Tulisan Sumanto Al Qurtuby

Ruhut: Itu Tindak Pidana Murni, Bukan Delik Aduan, Habib Rizieq Bisa Dijemput Paksa!

transparanjujur.blogspot.com - Anggota Komisi III DPR Ruhut Poltak Sitompul menilai 'ancaman' seperti yang disampaikan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq ke arah Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama merupakan tindak pidana.

Karena itu, Rizieq bisa diperiksa oleh aparat kepolisian atas pernyataannya saat aksi unjuk rasa Jumat (14/10/16) lalu.

Ketika itu, ribuan umat Islam menuntut polisi segera memeriksa Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama dan menghina ulama berkaitan Surat Al Maidah 51.

"Aspek hukumnya semua bisa diproses secara hukum. Jadikan hukum panglima. Dia (Rizieq) sudah kena pidananya, bisa dia dijemput paksa," kata Bang Ruhut menjawab JPNN.com, Senin (17/10/16).

Dikatakan politikus Partai Demokrat itu, aparat kepolisian tidak perlu menunggu laporan untuk memeriksa Rizieq.

Sebab, ancaman membunuh Ahok yang dikatakan di depan publik itu merupakan tindak pidana murni.

"Itu tindak pidana murni, bukan delik aduan. (Disampaikan) di depan publik," tegasnya.

Ruhut juga menilai pernyataan Rizieq tidak bisa disamakan dengan apa yang dikatakan Ahok soal Surat Al Maidah 51, ketika berkunjung ke Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.

"Jangan samakan dengan Ahok. Ahok itu tegas dia katakan dia tidak bicara begitu, ada pengurangan-pengurangan omongannya dan dia sudah minta maaf. Kalau Rizieq, haha.. mana ada. Dia anggap dia yang paling hebat," pungkasnya.

sumber: jpnn.com

LIKE And SHARE

Minggu, 16 Oktober 2016

Mengejutkan! Ada Skenario Untuk Jatuhkan Ahok. Ternyata Ini Dia Dalangnya! Share!

 

transparanjujur.blogspot.com - Diskusi yang digelar Aliansi Masyarakat Sipil untuk Konstitusi menyoroti peran Majelis Ulama Indonesia (MUI). "MUI boleh saja berpolitik, tapi dia harus menempatkan politik bukan dalam konteks perebutan kekuasaan," kata Ketua Lakpersdam PBNU, Rumadi, dalam diskusi bertema 'Posisi MUI dalam Hukum Islam dan Hukum Indonesia', pada Minggu, 16 Oktober 2016, di Jakarta.

Selain Rumadi, diskusi menghadirkan Andi Syafrani (alumnus UIN Syarif Hidayatullah dan Victoria University, Australia), dan Bonar Tigor Naipospos (Setara Institute). Panitia tidak mengundang perwakilan dari MUI.

Menurut Rumadi, peran politik yang dimainkan MUI seharusnya terbatas seperti dalam fiqh siyasah (fiqih politik), yaitu segala sesuatu yang mendekatkan manusia pada kebaikan dan menjauhkan dari kerusakan. "Itu saja," kata Rumadi.

Dengan demikian, Rumadi mengatakan, fungsi MUI adalah memastikan bagaimana masyarakat bisa baik, tidak terpecah-belah, dan menjauhkan manusia dari kerusakan. "Jangan politik yang terkait dengan soal perebutan kekuasaan. Dan yang saat ini aroma perebutan kekuasaannya cukup kuat," kata dia mencontohkan sikap MUI dalam Pilkada DKI.

Senada dengan Rumadi, Bonar Tigor mengatakan MUI harus membawa politik yang bisa menjembatani perbedaan, menjaga perdamaian, mengokohkan kerukunan antar umat beragama, dan meningkatkan kebangsaan. Namun dalam kasus Pilkada DKI, Bonar melihat MUI ikut terseret dalam politik kekuasaan.

Dia mencontohkan, saat Ahok minta maaf atas ucapannya soal Al-Maidah ayat 51, Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin menyatakan menerima permintaan maaf. Namun beberapa jam kemudian, secara kelembagaan, MUI mengeluarkan surat pernyataan yang menyatakan Ahok telah menista agama. "Itu diduga kuat merupakan hasil pertemuan dengan Agus Harimurti yang datang ke kantor Ma'ruf Amin," kata Bonar.

Setiyardi yang merupakan Pimred Obor Rakyat mengadakan rapat di Cikeas bersama SBY, Ani dan anaknya
Agus Sylviana mendatangi Ma�ruf Amin pada 7 Oktober 2106, sehari setelah video Ahok ramai. Pernyataan Ma�ruf Amin adalah sebagai berikut:

Secara kelembagaan kita tidak bisa dukung karena ada tata krama. Tapi saya yakin warga NU akan dukung calon yang paling banyak samanya, misal agamanya sama, warna agamanya, marhabnya sama. Penampilannya santun tidak keras, tidak galak. Saya lihat saya yakin yang paling banyak samanya Pak Agus dan Bu Sylvi. Jadi saya yakin orang NU akan dukung calon yang paling banyak samanya,� ujarnya.

Sampai di sini, siapa yang bisa membantah bahwa Ma�ruf Amin mendukung Agus Sylviana? Komentar Ma�ruf Amin jelas bernada himbauan secara tidak langsung pada warga.

Kemudian, Ma�ruf Amin adalah ketua MUI. Dia yang menandatangani surat pendapat dan sikap keagamaan MUI pada 11 Oktober 2016.

Dengan kenyataan seperti ini, sangat sulit sekali untuk berpikir positif bahwa sikap MUI netral dan untuk kepentingan ummat.

Apakah kondisi terencana seperti inilah yang membuat Agus berkomentar senada sesuai rencana:

�Oleh karena itu, aduan yang diajukan oleh sejumlah kalangan terhadap penegak hukum, menurut saya harus segera direspons secara serius, transparan dan bertanggung jawab. Saya tetap berasumsi negara hadir, dan akan menyelesaikan setiap persoalan dengan bijak, adil dan bertanggung jawab,� ujar Agus.

Ini bisa jadi strategi adu domba yang luar biasa. Tim Agus tak masuk dalam konflik Ahok vs Anies, tapi ikut mengkondisikan. Jika Ahok didiskualifikasi misalnya, maka hanya tersisa Anies Agus. Dengan begini tim Agus akan lebih mudah memenangkan Pilkada.

Mengingat SBY pernah berkuasa 10 tahun, Obor Rakyat juga kita tau sangat licik dengan segala fitnahnya. Jangan lupakan Jokowi yang tercabik - cabik dengan Obor Rakyat. Mungkin ke depan Ahok perlu sangat berhati-hati.

Bonar kemudian menyarankan MUI lebih baik mengambil sikap bagaimana implementasi surat Al-Maidah ayat 51 dalam negara Pancasila. Sikap MUI itu akan jadi pegangan umat Islam dalam berpolitik. "Itu lebih elegan, lebih baik," kata Bonar.

Sementara Andi Syafrani lebih banyak membahas posisi MUI yang dianggap sebagai lembaga yang unik. MUI adalah lembaga swasta yang diberi kewenangan negara melalui undang-undang. Contohnya adalah kewenangan MUI dalam sertifikasi halal. "Ini posisi yang unik. MUI sebagai LSM, tapi satu-satunya LSM yang masuk dalam sistem hukum Indonesia," kata Andi.


Penulis: Vita Risma
Sumber: BeritaTeratas.com

Mantan Dosen UI Ini Ungkap Sifat Asli Nusron Wahid Yang Tak Pernah Berubah Dari Dulu

transparanjujur.blogspot.com - Saya sejujurnya iri berat dengan orang satu ini. Dia sedikit jauh lebih muda. Kelahiran Kudus 1973, sama-sama dari UI, tapi berbeda dengan beberapa tokoh politik praktis dari UI, khususnya Fadli Zon dan Fahri Hamzah.

Ia lebih pandai menempatkan diri, dan jauh lebih berani mengambil sikap secara independen.

Sebagai angkatan muda NU, ketika orang-orang alergi terhadap Golkar, dan memilih bergabung dengan partai-partai baru, Ia justru memilih bergabung dengan partai warisan Orde Baru itu.

Namun ketika Partai Golkar, menjadi motor utama Koalisi Merah Putih, ia berani mbalelo memilih bergabung sebagai pendukung Jokowi.

Hingga akhirnya justru Partai Golkar yang megap-megap, lalu mau bergabung sebagai pendukung pemerintah, tanpa berharap syarat dan konsesi apapun. Ia minimal punya karakter dan berintegritas.

Anak ini, memang menjadi antitesis dan sering dijadikan ajang fitnah. Bahkan dari sisi nama-pun, ia dianggap memanipulasi agar mirip dengan KH Abdurrachman Wahid (Gus Dur).

Padahal ia memang sama sekali tak berhubungan darah, ia hanya ngefans dan berhubungan baik.
Menjadi wajar, bila ia bersikap nyleneh seperti Gus Dur: shalat di Gereja, menjadi garda depan penentang FPI, bahkan bersikap keras terhadap Fahri Hamzah yang merepresentasikan dirinya sebagai benteng PKS (sebelum ia tersingkir karena justru dianggap bikin malu).

Jadi bila dalam hari-hari ini, ia menjadi pembela Ahok dalam kasus viral surat Al Maidah ayat 51, itu bukan ujug-ujug atau mencari momentum popularitas.

Bahwa ia kemudian justru dibelokkan dianggap menghina para ulama, saya pikir itu, juga bukan tanpa perhitungan, karena ia berani membenturkan dirinya dengan MUI.

Lembaga yang makin hari justru merosot pamor, kemanfaatan, dan kredibilitasnya itu.

Realitasnya, di hari-hari ini, di saat yang nyaris bersamaan ketika Arab Saudi makin merosot kondisi politik, ekonomi, dan sosialnya.

Setelah mengganti kalender Hijriah ke Masehi, lalu diikuti penjualan saham perusahaan minyak Aramco ke bursa efek New York, dan sikap bengis militernya menindas tetangganya Yaman, si negara miskin dan dhuafa secara militer itu.

Pamor Saudi nyaris habis, dan tentu saja para Wahabiers pendukungnya di Indonesia tak ingin segera kehilangan pamor.

Mereka sadar bahwa penguatan peran Wahabies di Indonesia bisa kehilangan momentum, maka dimainkanlah berbagai isu dengan menyitir berbagai ayat di sosial media atau pergaulan riil masyarakat.

Dan disinilah, Nusron Wahid hadir sebagai salah satu yang ngerti betul situasinya.

Sebenarnya sama sekali ia tidak sedang pasang badan untuk Ahok, ia sedang membela NKRI dan Pancasila yang sedang dirongrong habis oleh sebagian kalangan dengan mengatasnamakan keyakinan agama.

Bagi saya, untung masih ada Nusron, yang bagaimanapun juga mewakili sebagian hati nurani dan aspirasi yang tulus dari warga negara ini demi tegak terusnya bangsa ini!

Penulis : Oleh : Andi Setiono Mangoenprasodjo ( Mantan Dosen UI)

LIKE And SHARE

Sabtu, 15 Oktober 2016

Ini Puisi Gus Mus Buat Mereka Yg Mengaku Beragama Tapi Menebar Kebencian & Kekerasan! Bantu Share!

transparanjujur.blogspot.com - Gus Mus, sahabat karib Gus Dur yang sangat dikenal sebagai ulama Islam Toleran di tanah air ini membuat sebuah puisi sindiran kepada mereka yang suka teriak teriak nama Tuhan di tengah jalan namun sambil melakukan aksi anarkisme , kebrutalan lainnya yang sangat mencoreng citra Islam sebagai agama yang rahmatan Lil Alamin

Berikut ini Puisi Lengkap Gus Mus sebagaimana dikutip islamnkri.com dari akun you tube " Ki Juru Ketik "

Allahu Akbar!

Allahu Akbar!

Pekik kalian menghalilintar
Membuat makhluk-makhluk kecil tergetar
Allahu Akbar!

Allahu Akbar!

Urat-urat leher kalian membesar
Meneriakkan Allahu Akbar
Dan dengan semangat jihad
Nafsu kebencian kalian membakar
Apa saja yang kalian anggap munkar

Allahu Akbar, Allah Maha Besar!

Seandainya 5 milyar manusia
Penghuni bumi sebesar debu ini
Sesat semua atau saleh semua
Tak sedikit pun mempengaruhi
KebesaranNya

Melihat keganasan kalian aku yakin
Kalian belum pernah bertemu Ar-Rahman Sang Maha Penyayang
Yang kasih sayangNya meliputi segalanya
Bagaimana kau begitu berani mengatasnamakanNya
Ketika dengan pongah kalian melibas mereka
Yang sedang mencari jalan menujuNya?

Mengapa kalau mereka
Memang pantas masuk neraka
Tidak kalian biarkan saja Tuhan mereka
Yang menyiksa mereka
Kapan kalian mendapat mandat
Wewenang dariNya untuk menyiksa dan melaknat?

Allahu Akbar!

Syirik adalah dosa paling besar
Dan syirik yang paling akbar
Adalah mensekutukanNya
Dengan mempertuhankan diri sendiri
Dengan memutlakkan kebenaran sendiri.

Allahu Akbar!


Video Puisi Gus Mus Selengkapnya Bisa dilihat dibawah ini lengkap dengan subtitle bahasa inggris


Link video jika tidak muncul: https://www.youtube.com/watch?v=l2mOi2ac3fs

Sumber: Dikutip Islamnkri.com Dari Puisi : KH mustofa bisri ( Gus Mus)

LIKE And SHARE 

Bela Ahok, Ibu Ini Ungkap Kenyataan Pahit Semprot MUI, Yusuf Mansur & SBY! Bantu Share!

Gambar adalah cuplikan, videonya ada di bawah.
transparanjujur.blogspot.com - Youtube lagi dihebohkan dengan ibu - ibu berjilbab yang gokil. Blak - blakan menyuarakan isi hatinya mengkritisi MUI, Yusuf Mansur sampai SBY pun kenah getahnya.

Berikut redaksi kutipkan beberapa untuk pembaca, selanjutnya lebih komplit bisa dilihat pada videonya dibawah:



Link video jika tidak muncul: https://www.youtube.com/watch?v=AsosR7Jv9bE

Ahok itu kan seorang kristen yang saya tau dia lebih hebat lho daripada orang yang sok munafik yang suka mengkafir - kafirkan orang lain seperti Yusuf Mansur dan sejenis itulah seperti MUI, Majelis Uang Rakyat, mungkin. Majelis Uang Indonesia itu.

Ahok itu seorang kristen tapi dia bisa bangun masjid Fatahillah di Balai kota. yang selama 71 tahun gak pernah dibangun mesjid  tau gak. Katanya Jakarta banyak orang muslim tapi kenapa masjid Balai kota aja gak punya?? Itu dibangun sama Ahok.

Ahok ngeruk kali gitu sampe kinclong, sampe bersih., Ahok ngasih KJP, KJS buat yang miskin, . Ahok ngasih rusun untuk sewa dengan kinclong itu semuanya sudah ada asilitas termasuk taman. cuma bayar 300 ribu per bulan itu kan murah kan?
Trus dikasih KJP, naik bis gratis bagi yang miskin, bayar Rumah Sakit  gratis bagi yang miskin, anak dikuliakan, kurang apa coba??

Trus bangun MRT, bangun taman, bersih - bersih kali sampai kinclong. Dulu gak ada kan Gubernur kayak begitu?  Iya kan? SBY jadi Presiden aja gak pernah bangun apa2, paling bangun Suramadu, Cipali  60%, jalan 972 KM, waduk 6, yang lain mangkrak entah duitnya dicaplok kemana gak tau.
mewariskan krisis BBM sampe ke seluruh tanah air. TKW aja dipelorotin.

Ahok itu saya tau dia tapi dia lebih baik dari pada mereka yang mengkafir-kafirkan orang.
Kali itu tahun 2001 saya msih di Jakarta  kumuh bau item gak karu -karuan.
sekarang udah bersih dengan pasukan orens. Tuh Ahok bayar pasukan orens berapa tuh 15000 personil belum pasukan biru, kuning, ijo, ungu itu lho gajinya 3,1 juta per bulan masuk rekening.

Gak kaya dulu tukang sapu aja dibayar 300 ribu harus merengek - rengek.
Ahok seorang Kristen tapi bisa mengumrohkan guru ngaji, penghafal quran, pembersih masjid, penjaga makam, penyapu jalan juga dihajikan
emang ada SBY begitu?
emang ada Yusuf mansur begitu?
ga ada..!!
cuma mulutnya aja koar - koar
ustad koq ikut berpolitik dasar kucluk!!
Ustad itu gak boleh ikut politik, dosa tau gak...!!

Aku tahu ustad Yusuf mansur  itu membela Agus karena ada uang. Agus prestasinya apa sih?!!
Nikah aja pake uang negara. Hidup di Amrik berapa tahun sama anak sama istri belajar military pake uang negara. Udah jadi Military mau pengen jadi gubernur.
Mungkin udah biasa hidup enak, biasa piknik ke Luar negeri, gak usah pake uang negara sekarang gajinya sedikit mungkin kepengen kayak dulu lagi lah, seperti mertuanya koruptor, bapaknya koruptor, om nya koruptor.. Jadi kepengen kayak dulu lagi.

Kali - kali Jakarta kan sudah bersih. Andaikata Ahok masuk penjara. Mereka kan mengharapkan Ahok masuk penjara supaya mereka bisa menang.

Bisa nyolong duit lagi, bisa ungkang - ungkang. Kan Jakarta udah bersih udah indah..

Kalau Ahok masuk penjara karena Almaidah 51 mereka hepi.

Mereka pake MUI mereka pake ustad - ustad seperti Yusuf Mansur supaya Ahok dipenjara. Aku tau..
SBY Jadi Presiden 10 tahun cuma bikin Indonesia melarat tau gak ??
Saya inget tuh nangis saya tau gak. Antrian jerigen itu....antrian BBM itu sampe tidur di SPBU itu.

Jakarta udah bersih udah kinclong trus mau milih Agus? No way ? Agus cuma modal tampang ganteng aja, Preeeeettt....!! Dia maha sekolah pake uang negara, Nikah pake uang negara. Masa sih SBY jadi Presiden tahun 2004 kekayaannya hanya 9 Milyar. Lha koq ujug-ujug bisa mantu Agus  8 Milyar, Ibas Nikahan biayanya 12 MIlyar. Agus kuliah diluar negeri pakai uang apa?

Aku pesen untuk Yusuf Mansur, Bapak ustad itu jangan ikut politik tau gak. Sudah tau SBY itu jahat koq dibelain. katanya Jangan ikut Nusron Wahid yang menghina ulama ah itu mah supaya Agus namanya baik agar Ahok namanya jelek. Sekarang Jakarta bagus emang Agus? Emang SBY Preeettt...!! Sby itu kerjanya cuma fesbukan, twitteran tau gak?


Penulis: Vita Risma@Beritateratas.com

Tolong bantu share, supaya mereka-mereka yang masih bikin susah Ahok bisa terbuka matanya, terima kasih.

Ribuan FPI Demo Ahok. Ruhut: Rakyat Bisa Menilai, Milih Ahok atau FPI?


transparanjujur.blogspot.com - Tim Sukses Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Ruhut Sitompul menegaskan bahwa aksi unjuk rasa yang berlangsung di Ibu Kota kemarin tidak akan berdampak besar ?pada elektabilitas Ahok.

Dia menilai, elektabilitas Ahok justru akan semakin tinggi karena adanya aksi unjuk rasa kemarin.

"(Demonstrasi) Kemarin itu membuat Ahok menang. Rakyat bisa menilai, milih Ahok atau FPI. Sering-sering lah FPI demo," kata Ruhut di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (15/10/2016).

Politikus Partai Demokrat itu menyebut, secara tidak langsung aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ormas Islam termasuk FPI justru menjadikan mereka sebagai juru kampanye Ahok.

Karena menurutnya, orang akan menilai apa yang dilakukan FPI kemarin.

"Kemarin yang demo teriak-teriak nama Ahok, otomatis mereka jadi juru kampanye Ahok. Sering-seringlah mereka demo," tutur Ruhut Sitompul.

Ruhut tambah yakin bahwa Ahok-Djarot akan mampu memenangkan hati rakyat dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta mendatang.

Dikatakannya, Ahok mampu akan memenangkan pertarungan dalam satu putaran.

"Ahok sudah ada bukti yang lain masih janji. Aku yakin Ahok mampu menang dalam satu putaran,"? tandas Ruhut Sitompul.

sumber: tribunnews.com

LIKE And SHARE 

Nusron: Habib Rizieq Akan Diperiksa Polisi Terkait Ancamannya Kepada Ahok!

transparanjujur.blogspot.com - Kordinator Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Jawa-Sumatera, Nusron Wahid menyatakan polisi juga akan memerika Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq.

Ini dikatakan mantan ketua tim pemenangan Basuki T Purnama (Ahok) itu ketika ditanya soal tuntutan FPI saat unjuk rasa pada Jumat (14/10/16), menuntut Ahok selaku gubernur DKI diperiksa pihak kepolisian karena menistakan agama.


�Nanti Habib Rizieq juga akan diperiksa karena sudah mengancam akan membunuh Ahok,� tegas Nusron, saat menghadiri acara Gaple Thon di kantor DPP Golkar DKI Jakarta, kawasan Menteng, Sabtu (15/10/16).

Nusron hadir ke lokasi acara didampingi Fayakhun Andriadi (Ketua Golkar DKI Jakarta), Basri Baco (Sekretaris), Rudin Akbar Lubis (Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta), dan sejumlah pengurus.

Menurut Nusron, keindonesiaan dan kebangsaan masyarakat sedang diuji dalam kasus Ahok ini.

"Ini bukan lagi persoalan Ahok, tapi persoalan kebangsaan kita," jelasnya.

Terkait pernyataannya bahwa Habib Rizieq akan diperiksa juga oleh polisi, Nusron tidak menjelaskan apakah karena ada pihak yang sudah melaporkan mantan Ketum FPI itu ke polisi atau tidak.

sumber: jpnn.com


LIKE And SHARE

Jumat, 14 Oktober 2016

Anggota FPI Cengengesan Usai Puas Acak-Acak Taman Balai Kota, Ini Respon Keras Ahok!

Tanaman rusak usai demo FPI. �2016 Merdeka.com/Fikri Faqih
transparanjujur.blogspot.com - Unjuk rasa ribuan massa gabungan 55 organisasi masyarakat (Ormas), menuntut penuntasan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sudah berakhir.

Unjuk rasa memang berakhir dengan damai meski sempat terjadi aksi pelemparan Balai Kota DKI Jakarta oleh massa. Tapi, karena aksi yang tak berlaku tertib itu, taman di depan Balai Kota DKI mengalami kerusakan.

Tanaman-tanaman yang tumbuh di taman itu, kini pada patah, mati akibat terinjak-injak kaki massa pendemo yang tak peduli dengan kondisi taman yang selama ini terawat dengan baik.

Ada juga tanaman yang tercabut dari akarnya, dan kemungkinan besar, memang sengaja dicabut oleh massa yang tak sadar lingkungan.

"Harus bersih hari ini (tanaman yang berantakan), besok tidak boleh ada yang sisa. Tiap demo memang perlakuannya seperti ini di lapangan," ujar Sukria, Pengurus Taman Jalur Medan Merdeka Selatan, Sukria, Jumat, 14 Oktober 2016.

Sukria menuturkan, padahal tanaman di sana baru saja dirapikan petugas, belum sehari petugas dikerahkan untuk menata taman itu agar tampak indah dan segar. "Kemarin baru selesai kita sulam. Tahunya ada demo lagi. Jadi rusak lagi," katanya dengan wajah penuh penyesalan.

Menurutnya, tanaman yang rusak itu, kemungkinan akan diganti dengan tanaman baru lantaran kondisinya yang sudah tak mungkin lagi bisa bertahan hidup.

"Besok tanahnya langsung diolah. Tanah kita bongkar. Sebenarnya ini bisa tumbuh lagi setelah dipotong. Tapi lama. Mungkin nanti kita ganti dengan tanaman baru," katanya.

Meski telah merusak tanaman di taman. Sayangnya, tak seorang pun pendemo yang mau meminta maaf.



Ahok: Apa Mereka Mau Tanggung Jawab Tanaman yang Rusak Setelah Demo?

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini bahwa para demonstran yang berunjuk rasa tidak akan mau mengganti kerugian akibat rusaknya taman. Sebab, ia menyebut kondisi tersebut sudah berulang kali terjadi.

"Mereka pada mau tanggung jawab enggak? Enggak pernah kan?" ujar Ahok di Balai Kota, Jumat (14/10/2016) malam.

Penampakan taman di depan Balai Kota DKI yang rusak (Foto: Jabbar Ramdhani/detikcom)
Kondisi taman di median Jalan Medan Selatan, Jakarta Pusat, tepat di depan Balai Kota DKI Jakarta terpantau rusak. Diduga rusaknya taman tersebut akibat terinjak-injak demonstran anti-Ahok yang sebelumnya berunjuk rasa di lokasi tersebut.

Pantauan Kompas.com, area taman yang rusak mencapai sekitar 10 meter persegi. Sekitar pukul 18.00 WIB, sejumlah petugas dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta tampak membersihkan tanaman yang sudah terinjak-injak.

Salah seorang petugas, Sukria, tampak menyesalkan kondisi tersebut. Sebab, tanaman yang rusak merupakan tanaman yang belum lama tumbuh.

"Kemarin baru selesai kita sulam. Tahunya ada demo lagi. Jadi rusak lagi. Tiap demo memang selalu kayak gini," ujar dia.

Menurut Sukria, tanaman yang rusak rencananya akan diganti dengan tanaman baru.

"Karena ini enggak mungkin lagi ditanam ulang," kata Sukria.

Adapun unjuk rasa di ormas keagamaan di depan Balai Kota dimulai sekitar pukul 14.00 hingga pukul 16.00 WIB.

sumber: viva.co.id & kompas.com

LIKE And SHARE

Umat Kristiani Keluar dari Cathedral Bagikan Makan Siang Untuk Pendemo Ahok

transparanjujur.blogspot.com - Disaat ribuan anggota FPI turun ke jalan untuk mendemo Ahok, ada kejadian unik yang terjadi di Jakarta hari ini. Terlihat beberapa umat Kristiani etnis Tionghoa keluar dari Cathedral, mereka membagikan makan siang untuk para pendemo Ahok.

Tulisan berikut dikutip dari postingan facebook "Ustad Abu Janda al-Boliwudi"



PUNCAK AGAMA ADALAH CINTA

Hari ini, di panas terik ibukota.. ditengah hingar bingar teriakan laskar ormas Islam.. yang siap berangkat dari Masjid Istiqlal ke Balaikota untuk mendemo Ahok,

Umat Kristiani etnis Tionghoa tiba2 keluar dari Gereja Cathedral yang berhadap-hadapan dengan Masjid Istiqlal.. berjalan mendekati para laskar yang sedang gusar,

Para laskar menatap heran, bertanya-tanya apa yang dinginkan ibu-ibu ini.. ternyata mereka membawa bungkusan berisikan makan siang yang mereka berniat bagikan,




 


Terik panas matahari pun seolah tersipu malu oleh setitik asa & selaksa cinta.. dengan suka cita laskar menyambut untuk menjawab panggilan perutnya,

Ini adalah esensi agama, karena CINTA ADALAH PUNCAK AGAMA. Sayangnya sebuah hakikat yang ulama hafal Al-Quran pun sering gagal memahaminya.

karena setinggi-tingginya menimba ilmu agama, apabila tidak mengenal cinta kepada sesama manusia artinya masih belum luhur lah ilmunya.

karena sedalam-dalamnya kajian atau tafsir agama, apabila menghilangkan cinta kepada sesama manusia artinya masih belum benar lah tafsirnya.

karena mereka yang bukan saudaramu dalam iman, adalah saudaramu dalam Kemanusiaan, wasiat sahabat Nabi Sayidina Ali bin Abi Thalib R.A.

PUNCAK AGAMA ADALAH CINTA

Sumber: FB Ustad Abu Janda al-Boliwudi


Inilah contoh ketika esensi agama yaitu cinta kasih dipraktekkan secara nyata. Tolong bantu share, terima kasih.

Diputarin Salawat, Massa FPI Ini Ngamuk Sambil Melotot Ke Polisi "Matiin salawatnya, Woi, Matiin!"

transparanjujur.blogspot.com - Aparat kepolisian memutarkan salawat saat aksi massa dari Front Pembela Islam (FPI) mulai memaksa merangsek masuk ke Balai Kota DKI Jakarta.

Namun, lantunan itu justru membuat para demonstran geram dan meminta untuk dimatikan.

Salah seorang demonstran mengenakan pakaian serba putih berteriak dan meminta agar lantunan salawat dimatikan. Dengan mata melotot dia memaksa aparat menghentikannya.

"Matiin salawatnya. Woi, matiin," minta dia di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/10/16).

Pantauan merdeka.com, para massa memaksa untuk masuk ke dalam kantor gubernur DKI Jakarta. Bahkan, saat aparat memperkeras lantunan salawat, para demonstran lebih marah. Para pendemo langsung melemparinya dengan botol minuman.

Asisten Operasi Korps Brimob, Kombes Rahman mengatakan, pemutaran shalawatan ini berdasarkan instruksi dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Iriawan. Harapannya dapat meredam emosi massa terhadap Basuki atau akrab disapa Ahok.

"Ini atas perintah pak Kapolda untuk dipasang lagu shalawatan," kata Rahman.

Dia mengungkapkan, lagu ini dipercaya bisa menenangkan suasana. Hal ini sudah pernah dilakukan saat meredam demo di beberapa kota besar di Indonesia.

"Kemarin di Bandung kita juga gunakan lagu seperti ini dan langsung damai dan tenang. Kita harap juga behasil di sini," terangnya.

Ribuan masyarakat ini menuntut Ahok dipenjarakan karena diduga melecehkan kitab suci. Namun Ahok sudah meminta maaf dan mengaku tak bermaksud melecehkan agama apapun.

Pengurus Besar Nadhatul Ulama sudah menerima permohonan maaf Ahok. Bawaslu juga sudah menyatakan tak ada unsur pelecehan dalam pernyataan Ahok yang diduga menistakan agama.

Untuk mengamankan lokasi, sudah ada sekitar 2.800 personel polisi yang berjaga. Kemudian hadir pula anggota TNI beserta Satpol PP turut berjaga. Dua mobil barracuda, dua mobil water canon dan satu mobil pemadam kebakaran juga sudah disiagakan.

sumber: merdeka.com

LIKE And SHARE

Kamis, 13 Oktober 2016

Ada Aksi Ribuan Massa FPI Serbu Balaikota, Begini Respon Keras Ahok!

transparanjujur.blogspot.com - Puluhan ormas akan menggeruduk Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Front Pembela Islan (FPI) merupakan salah satu ormas yang turut serta dan berniat menyeret Ahok ke dalam bui.

Terkait hal itu, Ahok mengungkapkan tidak akan menyampaikan pernyataan maafnya kembali walaupun aksi tersebut dilakukan.

Sebab ia menilai, maksud aksi tersebut bukan untuk mendapatkan titik penyelesaian damai.


"Ngapain gitu loh minta maaf, mau ngapain lagi. Itu kan udah jelas minta maaf. Ini kan nggak terima minta maaf, masih demo kan. Ngapain kita mau ini. Orang udah minta maaf," katanya di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/16).

Mantan Bupati Belitung Timur ini kembali menjelaskan, pernyataannya tersebut sebenarnya tidak pernah ada maksud untuk menghina Al-Quran apalagi melecehkan Islam.

Sebab warga dapat menyaksikan langsung video seluruh pernyataannya di Youtube agar lebih jelas.

"Kan TV media banyak kalian wartawan gitu banyak. Saya ngomong kok nggak ada yang tulis. Setelah dipotong-potong baru jadi rame. Itu aja buktinya," terangnya.

Meski demikian, Ahok mengaku akan membuka pintu untuk menerima perwakilan aksi tersebut jika memang memungkinkan.

Sebab, dia menilai, aksi tersebut bukan ingin menempuh jalur damai. Melainkan ingin menyeret dirinya ke penjara.

"Ini mau ketemu apa. Intinya mereka kan cuma mau nyeret aku ke penjara kan. Gitu kan. Ini kan sebagian orang dari gerakan yang mau nyeret saya mulai dari kasus sumber waras, nyeret saya reklamasi, yang bikin anarkis di KPK. Kan tujuannya cuma itu. Tujuannya cuma 1, gimana Ahok bisa masuk penjara nggak ikut pilkada," tutupnya

sumber: merdeka.com

LIKE And SHARE

Dulu Prabowo Pernah Disebut Titisan Allah SWT oleh Kader Gerindra. MUI, FPI, Yusuf Mansur Ke Mana?

- Video ada di bawah -  Orasi Ketua Umum DPN Srikandi Partai Gerindra Nurcahaya Tandang saat halalbihalal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu (3/8/2014)
transparanjujur.blogspot.com � Pengguna jejaring sosial saat itu ramai membicarakan orasi Ketua Umum DPN Srikandi Partai Gerindra Nurcahaya Tandang saat halalbihalal Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu (3/8/2014). Pembicaraan itu merujuk pada pidato Nurcahaya dalam video yang beredar di media sosial. Dalam pidato sekitar 6 menit, Nurcahaya lantang menolak penetapan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019 oleh Komisi Pemilihan Umum. Setidaknya, hingga Kamis (7/8/2014) pukul 09.30 WIB, video itu sudah ditonton 64.000 kali.

Dalam orasinya, Nurcahaya berbicara mengenai intervensi asing, negara yang sudah dijual ke asing, boneka asing, wacana pembentukan panitia khusus pemilu presiden di DPR, perselisihan hasil pilpres di Mahkamah Konstitusi, pemimpin komunis, hingga ancaman membuat peradilan jalanan jika aparat penegak hukum tidak berlaku adil.

Namun, fokus pembicaraan publik bukan soal itu. Publik terganggu dengan pernyataan Nurcahaya bahwa Prabowo "titisan Allah SWT". Awalnya, Nurcahaya bercerita tentang alasan mereka harus mendukung Prabowo. Perempuan lulusan S-3 Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada itu menyebut mendukung Prabowo sebagai jihad.

"... Bukan cuma jihad nasionalisme. Kita tidak hanya mendukung Bapak Prabowo, tetapi hanya visi besar Pak Prabowo sebagai titisan Allah SWT...," ujar Nurcahaya berapi-api disambut tepuk tangan hingga teriakan para simpatisan Prabowo-Hatta yang hadir.

Beragam komentar kemudian bermunculan. Akun Pelangie Indah menulis, "Menit ke 3.48 sy ga salah dengar nich???? Pak Prabowo sebagai titisan Allah Swt ???? Sejak kapan Allah punya titisan?? Astaghfirullah, benar2 dah keblinger. Para pendukungnya diam saja ??"

Sementara akun Ratna Hastuti berkomentar, "...cuma bisa ngelus dada n isthifar lihat tingkah prahara n pendukungnya."

"... ini sudah S3 bodohnya minta ampun, stres apa gara2 g masuk parlemen," tulis pemilik akun @Chabibi07.

Setelah ramai dibicarakan publik, Nurcahaya mengaku dirinya "keseleo lidah" saat berorasi.

Pernyataan beraninya mengundang protes dan komentar dari berbagai kalangan di dunia maya, nama Nurcahya Tandang mendadak naik daun dan banyak diperbincangkan. Ungkapan ini dinilai terlalu berani karena menyebut manusia sebagai titisan Allah.

Sementara dalam surat Al-Ikhlas sudah dijelaskan dengan detail. Demi menunjukkan rasa menyesalnya, dalam sebuah portal berita dia mengaku telah keseleo lidah saat mengungkapkan hal tersebut. Niatnya yang sebenarnya adalah bilang titipan Allah untuk membawa kepada kesejahteraan rakyat Indonesia. Dirinya juga menyadari bahwa dalam islam tidak ada anak Tuhan dan titisan Tuhan serta menegaskan bahwa ungkapannya tentang Prabowo Titisan Allah itu hanya keseleo lidah saja.

Apa kata MUI?

Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi saran soal video YouTube dari Nurcahaya yang beredar dan menyebut Prabowo titisan Allah. MUI menyarankan sebaiknya video itu dihapus.

"Kalau Dianggap bahaya sebaiknya dihapus," kata Ketua Bidang Informasi Komunikasi MUI Sinansari Ecip di Kantor KPI di Gedung Bapeten, Jl Gajah Mada, Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Sinansari juga menyoroti pihak yang mengupload video itu. Dia menyarankan sebaiknya bila ada tayangan seperti itu tak usah diunggah karena bisa memancing keriuhan terkait agama.

"Harus hati-hati karena dibaca orang jangan menyinggung dan buat orang lain marah. Kalau ribut kan kacau negeri," terang dia.

Muslich Mustoha, pengurus MUI yang lain bahkan menganggap Nurcahaya stres. "Ah nggak itu berlebihan, orang-orang pada stres," kata pengurus MUI Muslich Mustoha di TIM, Jakarta, Rabu (6/8/2014).

Simak videonya:


Link video jika tidak muncul: https://www.youtube.com/watch?v=RkOd-abQYbs

Bagaimana Sikap MUI dan Orang-orang yang Anti Ahok?

Perbandingannya 360 derajat , saat Nurcahaya mengatakan Prabowo titisan Allah SWT yang jelas-jelas sangat menghina dan melecehkan agama dan Allah SWT, apakah MUI saat itu bilang Nurcahaya harus dihukum mati atau diusir dari Indonesia? Apakah saat itu FPI teriak-teriak 'mengharamkan' ucapannya itu? Apakah ustadz Yusuf Mansur menangis? Apakah pendukung Prabowo saat itu teriak-teriak? TIDAK!

Saat itu Nurcahaya sudah meminta maaf pada seluruh umat Islam apa masih dipermasalahkan? TIDAK! Masalah selesai saat itu juga! Tidak ada yang demo, dan tidak ada yang koar-koar lagi. Selesai!

Lalu kenapa Ahok selalu saja dipermasalahkan walaupun sudah meminta maaf? Ahok pun juga sudah bilang tidak ada maksud untuk menghina Islam, sama seperti Nurcahaya yang tidak bermaksud menghina agama Islam dan melecehkan Allah SWT.

Jika ada yang bilang kasusnya beda, saya bertanya, 'apa yang beda?' sama-sama penghinaan terhadap agama Islam kok! Malah Nurcahaya lebih hebat lagi, dia sudah menghina ALLAH SWT!

Di sini kita harus fair, apa masih mau mempermasalahkan Ahok? lihat kebelakang saat itu Nurcahaya tidak dipermasalahkan. Di sini kita perlu otak, nalar, logika dan hati yang bersih bukan dendam dan kebencian yang tidak berkesudahan. Harus punya rasa malu pada diri sendiri karena sudah membenci dan dendam yang berkecamuk di hati dan pikiran selama bertahun-tahun yang belum hilang hingga saat ini.

Selamat berpikir....

(penulis: Rian Satya, referensi sumber: kompas, artikel.web.id dan youtube)

Aktor Tio Pakusadewo Geram: Setuju Tidak Kalau Saya Mengharamkan MUI di Indonesia?

transparanjujur.blogspot.com - Beberapa hari terakhir ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali mengeluarkan fatwa yang dianggap agak nyeleneh.

Lembaga Islam itu mengeluarkan fatwa tentang haramnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Banyak protes dari berbagai kalangan, tak terkecuali kalangan selebritis. Aktor Tio Pakusadewo angkat bicara tentang fatwa ini.
Menurut Tio, kenapa mesti diharamkan hal semacam ini yang membawa kebaikan untuk umat. Berapa juta orang yang sudah tertolong dengan kartu ini.

"Dari kalangan selebritis kayak Ria Irawan pas sakit kanker tertolong BPJS. Dia pakai itu untuk berobat dan kemoterapi," ucap Tio Pakusadewo saat ditemui di kedai Filosofi Kopi, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (31/7/2015).

Tio justru mengatakan kalau MUI ini lembaga tak jelas yang sesuka hatinya mengadili kalau itu haram. Justru Tio memiliki pandangan lain, bagaimana jika MUI itu yang diharamkan.

"Sekarang gimana kalau saya mengharamkan MUI di Indonesia. Padahal MUI itu isinya manusia semua, bukan nabi. Tapi kadang orang Indonesia suka enggak masuk akal, siapa sih yang mengangkat dia," ujar Tio Pakusadewo.

Seharusnya kalau MUI belajar Islam yang benar pasti tahu. Menurut Tio ini ada unsur politik di dalamnya.

"Gimana unsur ribanya, ini kan untuk kepentingan rakyat banyak. Kalau dia baca perintah Tuhan dan memahaminya harusnya enggak mesti keluar fatwa seperti itu," ucapnya.


sumber: tribunnews.com


LIKE And SHARE

Adnan Buyung: Fatwa MUI Penyebab Munculnya Kekerasan Atas Nama Agama

transparanjujur.blogspot.com - Pihak MUI dianggap harus bertanggung jawab atas maraknya tindak kekerasaan keagamaan.

Fatwa aliran sesat yang mereka keluarkan kerap berbuah aksi penyerangan atas kelompok keyakinan tertentu.

Terkait itu, Adnan Buyung Nasution berpendapat sebaiknya lembaga MUI sebaiknya dibubarkan. Wacana itu ia lemparkan dalam diskusi radio bertajuk "Evaluasi toleransi beragama dalam pemerintahan SBY-JK", Sabtu (22\/12\/2007), di Kedai Tempo, Jl Utan Kayu, Jakarta.

"Saya pikir sudah saatnya MUI dibubarkan saja. Ini pendapat saya sebagai pribadi lho," ujar anggota Wantimpres yang juga pengacara senior ini.

Hal serupa juga dikemukakan mantan Presiden Gus Dur. Namun pendapat tokoh NU yang kerap menyerang putusan MUI itu kini justru lebih lembut.

"Dari pada dibubarkan, sebaiknya diganti (jajaran pimpinan MUI) saja. Memang MUI sering dipakai Depag kalau ada apa-apa," ujarnya.

Peran tidak langsung MUI menyulut tindak kekerasan keagamaan menjadi isu sentral pada sepanjang diskusi yang juga dihadiri wakil korban tindak kekerasan keagamaan ini. Fakta di lapangan menunjukkan posisi fatwa MUI kerap berada di atas konstitusi yang harusnya jadi rujukan utama aparat pemerintahan dan penegak hukum.
Salah satu contohnya, pernyataan Jaksa Agung Hendarman Supanji yang menunggu fatwa MUI untuk melakukan tindakan hukum terhadap kelompok keyakinan atau aliran agama yang dianggap sesat. Ironisnya, amandemen UUD 45 justru menguatkan jaminan setiap warga negara bebas untuk memeluk agama atau keyakinannya.

"Saya pikir MUI tidak bisa lagi cuma mengatakan 'fatwa kami bukan buat menyulut kekerasaan'. Ini sebagai refleksi akhir tahun. Pimpinan MUI harus bersuara. Jangan bersembunyi di balik keresahan masyarakat," ujar Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Siti Musdah Mulia.

Adnan Buyung Minta BPK Audit MUI


Advokat senior Adnan Buyung Nasution melontarkan ide yang mengejutkan. Adnan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit keuangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena dia menilai selama ini tidak ada laporan keseimbangan antara input dan output lembaga keislaman itu.

"MUI menerima uang dari rakyat, tetapi duitnya ke mana?," kata Adnan usai ditemui dalam diskusi "Indonesia Tanpa Diskriminasi" di Pisa Cafe, Jakarta, Senin 22 Oktober 2012.

Adnan menilai lembaga kumpulan cendekiawan muslim tersebut belum mampu mencegah aksi-aksi intoleransi terhadap kelompok minoritas. Karenanya sudah saatnya bagi pemerintah mengevaluasi keberadaannya.

"Semua yang menerima uang dari rakyat harus ada pertanggungjawaban kepada rakyat," katanya.

Dalam diskusi, profesor hukum tata negara dari University of Melbourne itu menyampaikan ada pergeseran pemahaman dalam hubungan negara dengan agama. Bahkan dia menyebut Mahkamah Konstitusi secara serampangan menerjemahkan pasal 29 UUD 1945, yakni Putusan No. 140/PUU-VII/2009.

"MK telah memberikan suatu pemaknaan baru secara salah kaprah mengenai konsep negara hukum Indonesia dengan menambahkan unsur atau elemen 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. MK juga telah mencerabutnya dari sejarah dan akar tradisi negara hukum modern," ujarnya

sumber: detik.com & viva.co.id

LIKE And SHARE

Pungutan Uang Hasil Sertifikasi Halal Yang Masuk Ke MUI Capai Rp 480 T, Uangnya Dimakan Siapa?

transparanjujur.blogspot.com - Banyak pihak meminta pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal (JPH) ditunda.   Alasan yang disampaikan sangat banyak dan mendasar.

Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Baghowi meminta pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal (JPH) ditunda.

Karena jika dipaksakan, dikhawatirkan bisa menimbulkan banyak masalah.

Selain menimbulkan persaingan usaha,  publik akan mempertanyakan siapa yang akan memungut uang hasil sertifikasi halal yang totalnya mencapai Rp 480 triliun dalam lima tahun?

Menurut Baghowi, masa berlaku sertifikasi halal adalah 3 tahun, dan harus mulai mengurus perpanjangan sejak 6 bulan sebelum masa berlakunya habis.

Jadi, dalam lima tahun, pengusaha harus dua kali mengurus surat halal. Sekali pengurusan biayanya sebesar Rp 6 juta, sehingga bila ditotalkan bisa mencapai Rp12 juta dalam lima tahun.
Jika angka ini dikalikan dengan 40 juta pengusaha, maka hasil yang ditarik dari masyarakat dalam lima tahun mencapai Rp480 triliun.

Oleh karena itu, saat ini DPR masih menggodok tentang siapa yang berhak mengeluarkan sertifikasi terhadap kehalalan suatu produk, yang selama ini masih dipegang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

�Dalam pembahasan, MUI meminta dialah yang memegang sertifikasi dan negara hanya mengurus administrasi saja. Itu tarikan yang masih alot dalam pembahasan RUU,� imbuhnya.

Karena MUI adalah organisasi masyarakat, maka menurut Baghowi, MUI tidak berhak melakukan penarikan terhadap uang dari masyarakat sebesar Rp 480 triliun tersebut.

Yang berhak menarik uang dari masyarakat hanya negara. Bahkan, ia menilai jika kehalalan adalah sebagai urusan agama, maka bukan hanya MUI saja yang paham soal agama.

�Kan juga masih ada Muhammadiyah, dia juga punya ahli-ahli agama,� ungkap Baghowi.

Baghowi mengungkapkan, Kementerian Kesehatan tidak dilibatkan dalam pembahasan RUU JPH dan hanya melibatkan Kementerian Agama sebagai wakil dari Pemerintah. Ia berpendapat sebaiknya negara melakukan penguatan-penguatan terlebih dahulu.

Karena nantinya, daerah pun juga akan terkena dampak dari aturan ini.

�Harus ada pengawas di daerah. Kalau belum ada, kan harus melakukan pelatihan juga. Anggaran kita belum kuat, pengusaha juga belum kuat,� katanya

sumber: beritasatu.com

LIKE And SHARE


Rabu, 12 Oktober 2016

Usai Nonton ILC, Tulisan Alfauzan Berjudul "#NgAhok" Ini Tampar Muka MUI, PKS & Gerindra!

transparanjujur.blogspot.com - Sebenarnya dari awal aku sudah niat untuk tidak nulis tentang Ahok dan kaitannya di pilkada DKI.

Tapi setelah nonton ILC di TV One dan melihat kebringasan ulama akhirnya niat awal itu jadi berubah.

Bahasan tentang Ahok tidak akan pernah berhenti mungkin bahkan saat Ahok sudah tidak bernyawa lagi.

Gubernur DKI yang melanjutkan kepemimpinan Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI ini memang luar biasa. Asu tenan kalau pake bahasaku.

Buat aku Ahok itu fenomenal, terlepas dari caranya yang sering mengundang kontroversi. Mungkin bagi kebanyakan masyarakat Indonesia cara Ahok yang terlalu frontal memang cukup mengagetkan.

Siapapun dilawan, jangankan DPRD, partai yang jadi kendaraannya saja dia tinggalkan. Ini benar-benar anti mainstream.

Tidak heran jika banyak politisi menjadikan Ahok sebagai sasaran tembak apalagi bagi politisi Gerindra.

Bagi mereka Ahok seperti tidak pernah ada nilai plus nya, asal berhubungan dengan Ahok dipastikan salah.

Kebijakan populer seperti menutup diskotik aja masih dinyinyiri sebagai pencitraan, apalagi kalau ada penggusuran.

Kelihatan sekali partai ini tidak lain adalah sekelompok orang sakit hati karena merasa dikhianati kadernya.

Apesnya kader Gerindra yang lantang melawan Ahok sekarang tersandung proses hukum terkait proyek reklamasi, gimana tidak tambah panas. Bagi Gerindra Ahok adalah #1 enemy.

Maka yang terjadi sekarang adalah segala cara akan mereka lakukan untuk menjegal Ahok untuk berkuasa lagi di DKI.

Seperti sudah diduga sebelumnya, mereka pasti akan menggunakan isu SARA. Sosok Ahok sangat seksi untuk ditembak dengan isu ini, dia bukan pemeluk Islam dan dari etnis Tionghoa, pas sekali.

Ingat dong saat Pilpres, Jokowi yang jelas Islam saja difitnah sampai berdarah-darah lewat media bayaran mereka �Obor Rakyat� apalagi Ahok yang sipit dan bukan muslim, (Aku lebih suka memakai istilah bukan muslim daripada non muslim, kalau istilah non muslim kok sepertinya hanya muslim saja yang diakui eksistensinya di negara ini, sementara yang lain hanya sekedar numpang dan jadi obyek penderita).

Gerindra dan PKS seperti duo serigala yang saling melengkapi, aku sendiri heran basis massa yang memilih dua partai narcist ini dari kalangan apa, kecuali PKS yang siapapun tahu bahwa mereka membawa faham wahhabi yang sekarang subur tersemai di negara ini.
Tentu saja partai ini memiliki basis masa yang jelas, Wahhaboys ! Ulamanya sering mengusung isu khilafiah untuk memecah belah umat   (ingat Tengku Wisnu saat mengharamkan mengirim al fatihah kpd org yg sdh meninggal). Gampang sekali melabeli bid�ah, sesat dan kafir hanya berdasar terjemahan ayat.

Melihat Prabowo sebagai figur ketumnya mungkin saja fans Gerindra adalah mereka yang bercita-cita melanjutkan hegemoni orde baru yang dikomandani oleh mantan mertuanya.

Ketambahan disitu ada Fadli Zon yang saat Suharto digoyang dia lantang memberikan penolakan. Orde Baru men, masa kegelapan bangsa Indonesia ditindas tirani penguasa dan keluarga serta kroninya.

Kita juga tidak bakalan lupa bagaimana mereka menghire lembaga survey bernama Puskaptis untuk mengelabui masyarakat seolah merekalah pemenang Pilpres 2014, diantara lembaga survey yang lain Puskaptis merelease hasil Prabowo sebagai pemenang pilpres, tapi setelah diminta konfirmasi tentang metode dan data survey mereka menghilang, untuk menutupi jejak penghire tentu saja !!

Begitulah, fitnah dan tipu daya sudah jadi jargon politik dua sejoli ini untuk berkuasa. Sampai ada sebuah satire di kalangan netizen, lebih baik di cap sebagai kader PKI daripada dituduh sebagai kader PKS.

Statemen Ahok tentang Al Maidah 51 tentu saja menjadi konsumsi yang sangat empuk.

Sebenernya asal keluarnya ayat ini sendiri juga dari pihak mereka sebagai justifikasi pelarangan memilih orang yang bukan dari golongannya untuk dijadikan pemimpin (terjemahan awliya=pemimpin ini hanya ada dlm versi bahasa Indonesia).

Ndilalahnya Ahok bereaksi, orang waras pasti mahfum apa yang dinyatakan Ahok pasti bukan untuk melecehkan ayat apalagi agama.

Bagi yang berkepentingan terhadap pilkada ya jelas ini jadi konsumsi, didukung lagi oleh wahaboys yang dari jidatnya aja sudah terlihat anti toleransi dan pluralisme.

Disela kekisruhan ini muncullah MUI, taraaaaa� Lembaga bentukan pemerintah yang sampai hari ini gak jelas maksud dan tujuannya kecuali sebagai lembaga pemberi stempel halal yang dihuni oleh orang-orang yang paling merasa suci dunia akhirat !!

Dan setelah melakukan tabayun dengan logika bodoh mereka, kemudian memberikan fatwa bahwa Ahok bersalah, aku katakan tabayun logika bodoh karena proses tabayun tidak melibatkan Ahok sebagai obyek nya.

Ini lebih wahabi dari yang paling wahabi. Bahkan setelah Ahok meminta maaf masih saja dikejar niat dan motif minta maafnya. Pekok nggak sih ? Iki ulama cap uooopooohhh ??

Semoga, ya semoga saja sengatan yang diucapkan Nusron Wahid dalam forum itu bisa menjadi pelajaran bagi manusia-manusia seperti Dani, Fadli, Tengku Zulkarnain dan ulama-ulama yang haus darah.

�Seringnya konflik yang terjadi di dalam agama Islam ini karena salah paham dan paham yang salah� !!! kata nusron wahid

Bahwa kebenaran hanyalah milik Tuhan, bukan milik segelintir ulama di MUI. Bahwa niat yang ada didalam hati hanya bisa diketahui oleh si empunya niat dan Tuhan.

Jadi bego aja kalau ada orang yang mau menyelidiki niat, memangnya dia apanya Tuhan ??

Sekian.

Sumber: dikutip islamnkri.com dari tulisan Alfauzan

LIKE And SHARE

MUI Tolak Kapolda Baru Banten Karena Kafir. Salut Buat Papua Yg Pernah Terima Tito Karnavian!

Tito Karnavian saat menjabat kapolda Papua bersama sejumlah Muspida melakukan tarian adat Papua kolosal yang membawa pesan damai dari timur Indonesia pada peringatan HUT Bhayangkara ke - 67 , di lapangan upacara kantor Gubernur Papua, Jayapura, Papua,
transparanjujur.blogspot.com - Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Banten menolak pelantikan Komisaris Besar Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Banten untuk menggantikan Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dofiri. MUI beralasan Listyo Sigit Prabowo adalah seorang Non Muslim atau Kafir sehingga tidak cocok jadi Kapolda di wilayah yang berpenduduk Muslim.

�Penolakan ini merupakan aksi yang sangat wajar kita lakukan karena pengganti Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dofiri memiliki perbedaan agama dan bukan seorang Muslim,� kata Wakil Ketua MUI Kabupaten Tangerang, Jasmaryadi, di Tangerang pada Rabu, (12/10). Penolakan terhadap Kalpolda Banten yang Kafr telah ditandatangani sejumlah ulama dalam sebuah petisi. Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menemui Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian, untuk meminta penjelasan kenapa seorang Non Muslim menjadi Kapolda Banten.

Ia menyatakan Banten adalah wilayah kesultanan dan sebagian besar penduduknya beragama Islam. �Kita ingin sampaikan kepada Kapolri, Banten merupakan wilayah kesultanan dan banyak kerajaan Islam berdiri di Banten serta penduduknya mayoritas beragama Islam,� tegasnya.

Tokoh Islam Banten Tubagus Saptani menyatakan pihaknya menolak kehadiran Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolda. �Sejarah dan budaya Banten berbeda dengan provinsi lain dan Banten adalah wilayah kesultanan,� katanya.

Ulama Islam sekaligus Ketua Umum Dzurriyat Kesultanan Banten, Tubagus Imamudin menyatakan penunjukkan Kapolda Banten yang beragama non Islam atau Kafir, tidak sesuai dengan semangat Provinsi Banten yang Islami. �Sebagai tanah para wali, Kapolda Banten sejatinya harus dekat dengan para ulama dan para tokoh. Kami khawatir dengan latar belakang Kombes Pol Listyo Sigit Prabowo, tidak mampu mengurai dinamika keadaan masyarakat Banten yang Islami,� kata Imamudin.

Sebuah alasan yang mengada-ada jika menolak Kapolda Banten hanya gara-gara alasan kafir. Sejarah telah mencatat bahwa Kapolri Tito Karnavian  pernah menjadi Kapolda Papua yang mayoritas non muslim. Toh masyarakat papua, pemuka agama dan pemangku adat tidak ada yang protes. Padahal kalau berbicara masalah adat, papua sangat kental. Tapi kenyataan tugas Tito Karnavian sampai selesai tidak ada penolakan dari masyarakat papua.

Irjen Pol (purn.) Drs. Logan Siagian, SH
Sejarah pun mencatat Irjen Pol (purn.) Drs. Logan Siagian, SH  yang non muslim pernah menjabat Kapolda DI Yogyakarta. Lalu apa bedanya Banten dengan  Yogyakarta ? Justru lebih Istimewa Yogyakarta namun masyarakat Yogyakarta 'welcome' dengan kehadiran Kapolda yang non muslim.

Jangan sampai isu kafir hanya sebagai tameng untuk menutup-nutupi alasan tertentu untuk kepentingan kelompok tertentu.

Listyo Sigit Prabowo sebelumnya merupakan ajudan Presiden Jokowi. Ia diangkat sebagai Kepala Polda Banten pada 5 Oktober 2016. Ia menggantikan Kapolda Banten sebelumnya Ahmad Dofiri, yang menempati jabatan baru sebagai Kepala Biro Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Divisi Hukum Markas Besar Kepolisian RI.


Pada akhirnya MUI kemudian ikut berpolitik, bagaimana menurut anda?

Berikut redaksi kutipkan postingan dari akun FP Mak lambe turah yang cukup menggigit MUI:

mak itu heran sama MUI
Apa perlu mak cium ato perlu mak juewerr biar sadar...??

MUI setoplah berpolitik.

Gak lucu, bila kemudian MUI ikut-ikutan demo tolak Kapolda Banten karena alasan Kafir.
Ini foto Irjen Pol (purn.) Drs. Logan Siagian, SH non muslim tapi menjabat Kapolda Ngayogyakarto Hadiningrat aman aja.

Gak ada penolakan.

Apa bedanya Jogja dengan Banten........?
DI NTT non muslim, muslim sampai Hindu bergantian jadi Kapolda juga aman saja.

Dan mestinya MUI malu dong sama pemuka agama di Papua yang mana pernah demo Tito Karnavian, menolak Tito jadi Kapolri?

Apa MUI gak malu sama pemuka agama orang Papua??

Apa MUI gak malu dengan Orang Sumatera Utara yang mayoritas Non muslim terima Gatot Pudjo Nugroho kader PKS jadi Gubernur.
Mereka Welcome walau kemudian mereka harus tersakiti dengan kasus Korupsi Gatot.
Trus apakah mereka lantas mendemo orang Islam?
Tidak, bukan.....!!

Apa gak malu MUI.....???
mak maluuu...

Dibayar berapa MUI hingga demo Tolak Kapolda Banten yang Kafir...??
Dibayar berapa MUI hingga ngotot keluarkan bahasa preman di ILC tempo hari...??

Nusron Wahid bukan ulama sekelas MUI, pantas dia melotot.

Lalu apa pantas MUI yang sekelas malaikat berkata -kata seperti preman di ajang ILC ...??

Came on MUI.

Setoplah berpolitik. Apalagi memakai kata Kafir dan mengkafir-kafirkan umat lain.
Mereka juga punya Tuhan yang mereka sembah.
Lakum Dinukum Waliyadin...
Sungguh MUI tak pantas melakukan itu.

Salam sewot dari mak.....


Reporter: Bimbim Susanto
Penulis : Vita Risma �Beritateratas.com

Miris! Hanya Karena Beda Agama, Ulama Se-Banten Akan Datangi Kapolri Tolak Kapolda Baru!

Ajudan Presiden Joko Widodo, Komisaris Besar (Kombes) Listyo Sigit Prabowo
transparanjujur.blogspot.com - Sejumlah ulama dan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Banten menyatakan menolak pelantikan Komisaris Besar Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Polda) setempat untuk menggantikan Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dofiri.

"Penolakan ini merupakan aksi yang sangat wajar kita lakukan karena pengganti Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dofiri memiliki perbedaan agama," kata Wakil Ketua MUI Kabupaten Tangerang, Jasmaryadi, di Tangerang pada Rabu, 12 Oktober 2016

Jasmaryadi mengklaim, penolakan itu telah ditandatangani sejumlah ulama dalam sebuah petisi.
Mereka berencana menemui Kepala Polri, Jenderal Polisi Tito Karnavian, untuk meminta penjelasan seputar Kepala Polda Banten.

Alasan penolakan, kata Jasmaryadi, karena Listyo Sigit Prabowo nonmuslim. Sementara Banten adalah wilayah kesultanan dan sebagian besar penduduknya beragama Islam.

"Kita melihat wilayah Banten ini merupakan wilayah kesultanan dan banyak kerajaan Islam berdiri di Banten serta penduduknya bermayoritaskan agama Islam," katanay.

Tubagus Saptani, seorang budayawan Banten, turut menolak kehadiran Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Polda setempat.

Dia menjelaskan alasan serupa bahwa sejarah dan budaya Banten berbeda dengan provinsi lain; Banten adalah wilayah kesultanan.

"Di sini pun, kami menaruh rasa curiga dengan digantikannya Ahmad Dofiri mengingat sebentar lagi akan dilaksanakan pesta demokrasi (Pilkada Banten), dan kenapa harus diganti. Kami mulai resah karena akan menuai pendapat ada pihak yang ingin membawa suasana memanas seperti di Jakarta," katanya.

Listyo Sigit Prabowo sebelumnya menjadi ajudan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Dia diangkat sebagai Kepala Polda Banten pada 5 Oktober 2016.

Ahmad Dofiri, pendahulunya, menempati jabatan baru sebagai Kepala Biro Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Divisi Hukum Markas Besar Kepolisian RI.

sumber: viva.co.id

LIKE And SHARE

Selasa, 11 Oktober 2016

Mendadak Viral! Sebuah Tulisan Yang Menampar Keras MUI Terkait Almaidah 51 & Ahok! Share!

Warga etnik Kurdi terpaksa berlarian ke arah pagar kawat berduri di perbatasan Turki, karena rumah mereka di Ayn al Arab, Suriah, diserang. (John Stanmeyer)
transparanjujur.blogspot.com - Jelang Pilkada DKI Isu QS Almaidah 51 seperti sengaja dihembuskan untuk menjegal petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Mengapa seperti terlihat sengaja, buktinya PKS bisa mengusung non muslim sebagai walikota Ambon pada pilkada mendatang. Dan PKS juga yang mengusung petahana yang nota bene non muslim sebagai walikota solo.

Untuk mencerahkan redaksi kutipkan tulisan kang hasan yang kami kutip dari Status Facebook  Hariadi Saptadji.


Hariadi Saptadji sendiri merupakan tokoh Nasional yang sudah lama bergerak di dunia industri dan perdagangan, pernah menjabat ketua bidang di KADIN, dan sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Induk UMKM Indonesia.

Berikut tulisan yang redaksi kutipkan sangat menohok siapapun yang membacanya:



�Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.�

Ayat di atas sedang populer sekarang.

Ayat itu selalu populer menjelang pemilu.

Dalam hal pilkada DKI yang salah satu calon kuatnya adalah Nasrani, ayat ini menjadi semakin kuat bergema. Tapi apakah ayat ini soal pemilu? Apakah ini ayat soal pemilihan gubernur? Menurut saya bukan. Sejarah Islam tidak pernah mengenal adanya pemilihan umum. Juga tak pernah ada pemilihan gubernur atau kepala daerah.

Satu-satunya pemilihan yang pernah terjadi adalah pemilihan khalifah. Itu pun hanya 5 kali, dan hanya melibatkan sekelompok orang yang tinggal di Madinah. Gubernur khususnya adalah pejabat yang ditunjuk oleh khalifah. Tidak pernah dipilih.

Jadi ayat ini tentang apa? Wali atau awliya itu soal pemimpin wilayah atau daerahkah? Bukan. Bagaimana mungkin ada ayat yang mengatur tentang pemilihan pemimpin, padahal pemilihan itu tidak pernah terjadi?

Jadi, apa yang dimaksud? Apa makna wali atau awliya? Wali artinya pelindung, atau sekutu. Ketika Nabi ditekan di Mekah, beliau menyuruh kaum muslimin hijrah ke Habasyah (Ethopia). Rajanya seorang Nasrani, menerima orang-orang yang hijrah itu, melindungi mereka dari kejaran Quraisy Mekah. Inilah yang disebut wali, orang yang melindungi. Kejadian ini direkam dalam surat Al-Maidah juga, ayat 81.


Adapun ayat 51 yang melarang orang menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pelindung itu adalah soal persekutuan dalam perang. Tidak ada sama sekali kaitannya dengan pemilihan pemimpin. Ini sudah pernah saya bahas, dan dibahas banyak orang.

Pagi ini, bangun tidur saya menyaksikan berita pilu.

Orang-orang Arab dari Syiria dan Irak masih terus mengungsi. Ke mana? Ke Eropa. Siapa orang-orang Eropa itu? Muslimkah mereka? Sebagian besar tidak.

Kebanyakan dari mereka, orang-orang Eropa itu, adalah Nasrani, atau ateis (musyrik). Tapi kini mereka menjadi pelindung bagi orang-orang muslim, persis seperti ketika kaum muslim hijrah ke Habasyah.

Jadi, cobalah orang-orang yang rajin melafalkan ayat Al-Maidah 51 itu berkhotbah kepada para pengungsi itu. Katakan kepada mereka bahwa meminta perlindungan kepada Nasrani, menjadikan mereka wali atau awliya itu haram hukumnya. Bisakah?

Ironisnya, dari siapa mereka lari? Dari kaum kafir? Bukan.
Mereka lari karena ditindas oleh pemimpin-pemimpin mereka sendiri, kaum muslim. Kaum muslim yang berebut kekuasaan.
Utamanya Sunni melawan Syiah. Tahukah Anda bahwa bibit konflik Sunni-Syiah itu sudah terbentuk sejak Rasul wafat?

Ketika orang-orang mulai kasak kusuk untuk mencari siapa yang akan jadi khalifah, padahal jenazah Rasul belum lagi diurus. Permusuhan itu abadi, mengalirkan darah jutaan kaum muslimin sepanjang sejarah ribuan tahun, kekal hingga kini.

Tidakkah kita sebagai kaum muslim malu ketika saudara-saudara kita dizalimi oleh saudara kita yang lain, mereka meminta perlindungan kepada kaum Nasrani dan kafir? Tapi pada saat yang sama mulut kita fasih mengucap ayat-ayat yang memusuhi orang-orang Nasrani, memelihara permusuhan kepada mereka.

Ingatlah, musuh abadi kita sebenarnya bukan Yahudi dan Nasrani, melainkan rasa permusuhan itu sendiri. Rasa permusuhan itulah yang telah mengalirkan banyak darah kaum muslimin, mengalir menjadi kubangan darah sesama saudara. Sesama saudara pun bisa saling berbunuhan kalau ada permusuhan di antara mereka. Kenapa mereka berbunuhan? Politik. Perebutan kekuasaan.

Itulah yang sedang dilakukan banyak orang dengan Al-Maidah ayat 51. Berebut kekuasaan politik dengan mengobarkan permusuhan. Mereka sedang mengabadikan kebodohan yang sudah berlangsung 15 abad. Anda mau menjadi bagian dari kebodohan itu? Saya tidak. Karena saya tidak mau menjadi pengungsi seperti orang-orang Irak dan Syiria itu.

Tulisan ini apakah bisa dijawab MUI yang tegas berpatokan Almaidah 51 menjadi dasar dalam memilih pemimpin? Bagaimana dengan para pengungsi suriah yang terusir dari pemimpinnya sendiri dan berlindung kepada negara kafir?? Apalagi dalam dialog yang di pandu oleh bung karni Ilyas,  Tengku Zulkarnain (Wasekjen MUI Pusat) menambahkan, � untuk kejadian melecehkan ALquran kalau hukum islam, Ahok Harus dihukum mati, dipotong kaki dan tangannya atau minimal di usir dari Indonesia. �.


Penulis: Vita Risma Sumber: http://abdurakhman.com/

Ini Video Saat Nusron Wahid Keras Membungkam MUI, Dhani Terdiam Bisu Di ILC! Bantu Share!

Gambar adalah cuplikan, videonya ada di bawah
transparanjujur.blogspot.com - Di Acara ILC dengan tema "Setelah Ahok Minta Maaf" Selasa 11 oktober 2016 semalam Nusron wahid tampil dengan suara lantang dan sangar seperti singa yang siap menerkam para musuh Ahok.

Nusron Wahid terlihat tanpa takut & tanpa ampun menerkam dengan buas satu persatu musuh-musuh Ahok di acara ILC semalam lewat argumen-argumennya yang mematikan.

MUI, Fadli Zon serta Ahmad Dhani yang selama ini ikut-ikutan mengatakan Ahok menistakan Almaidah 51 tidak luput dari terkaman buas Nusron Wahid semalam di acara ILC.

Berikut ini Pidato lantang dan sangar Nusrun Wahid di acara ILC dengan tema "Setelah Ahok Minta Maaf" Selasa 11 oktober 2016 semalam yang mampu membuat MUI, Fadli Zon dan Ahmad Dhani terbungkam selamanya :



Assalamualaikum WR WB, Bapak Ibu sekalian yang kami hormati, umat Islam ini memang biasa ramai, ramainya umat islam itu selalu disebabnya oleh dua hal yaitu kalau gak salah faham , Fahamnya yang salah Selalu itu saja" ujar Nusron Wahid di acara ILC dengan tema "Setelah Ahok Minta Maaf" Selasa 11 oktober 2016.

"Saya ingin menegaskan disini, yang namanya text apapun itu bebas tafsir, bebas makna, yang namanya Alquran, yang paling sah untuk menafsirkan dan yang paling tahu tentang alquran itu sendiri adalah Allah Swt dan Rasulnya Muhammad SAW Dan Bukan Majelis Ulama Indonesia ( MUI) , Bukan Ahmad Dhani, Bukan Daniel Simanjuntak  " Tegas Nusron Wahid yang langsung disambut tepuk tangan

Di Akhir Pidatonya Nusron Wahid Mengatakan dengan suara lantang :

"Hentikan penggunaan Ayat-Ayat Untuk Politik, ayat Almaidah 51 tidak ada kaitannya dengan politik, ayat Almaidah multi tafsir, karena multi tafsir tidak usah dipakai justifikasi untuk menistakan orang , untuk melawan orang dan sebagainya , kita kembalikan cita-cita besar kita sebagai bangsa Indonesia , mendirikan negara ini susah , mempertahankan negara ini jauh lebih susah karena itu negara ini tidak boleh bubar hanya karena urusan urusan sepele seperti ini " Tutup nusron wahid yang kemudian di sambut tepuk tangan hadirin ILC.


Video sangarnya pidato nusron wahid di acara ILC selengkapnya dapat ditonton berikut ini:

Link video jika tidak muncul: https://www.youtube.com/watch?v=VoYlo0lTARQ

Silahkan dishare supaya setiap mereka yang masih memakai ayat-ayat suci Alquran dalam berpolitik dapat secepatnya disadarkan.

Sumber: islamnkri & Youtube

MUI di ILC: Ahok Harus Dihukum Mati, Dipotong Kaki dan Tangannya atau Diusir dari Indonesia!

transparanjujur.blogspot.com � Perdebatan soal Ahok terus bergulir, seperti yang terjadi malam ini di ILC TvOne.

MUI kembali menerang fatwa yang telah dikeluarkannya tadi siang.

Narasumber ILC, Tengku Zulkarnain (Wasekjen MUI Pusat)


Untuk itu Majelis Ulama Indonesia merekomendasikan:

1. Pemerintah dan masyarakat wajib menjaga harmoni kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Pemerintah wajib mencegah setiap penodaan dan penistaan Al-Quran dan agama Islam dengan tidak melakukan pembiaran atas perbuatan tersebut.

3. Aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan dan penistaan Al-Quran dan ajaran agama Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Aparat penegak hukum diminta proaktif melakukan penegakan hukum secara tegas, cepat, proporsional, dan profesional dengan memperhatikan rasa keadilan masyarakat agar masyarakat memiliki kepercayaan terhadap penegakan hukum.

5. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi main hakim sendiri serta menyerahkan penanganannya kepada aparat penegak hukum, di samping tetap mengawasi aktivitas penistaan agama dan melaporkan kepada yang berwenang.

Dan dalam dialog yang di pandu oleh bung karni Ilyas, MUI tambahkan, � Harus Ahok dihukum mati, dipotong kaki dan tangannya atau di usir dari Indonesia. �.


Sumber: (nkritoday.com)

Patahkan Program Anies, Ahok Langsung Sodorkan 4 Konsep Super Brilian Ini! Share!

transparanjujur.blogspot.com - Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak sependapat dengan pesaingnya, Anies Baswedan, terkait penyediaan rumah bagi korban penggusuran di Jakarta.

Ahok, sapaan Basuki beranggapan rumah susun adalah pilihan yang tepat. Sebaliknya, menyediakan rumah dengan satu atau dua lantai bukanlah solusi, lantaran harga tanah yang mahal. Ia kemudian menawarkan empat konsep rumah susun bagi warga Jakarta.

Konsep pertama, diperuntukkan untuk masyarakat yang memiliki gaji Rp3 juta. Unit itu akan dibuat berukuran 36 meter persegi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Ahok, akan mensubsidi lebih dari 80 persen karena satu unitnya mencapai Rp200 juta-Rp250 juta.

"Mampu enggak orang gaji Rp3 juta bayar cicil Rp200 juta. Tanpa bunga aja enggak sanggup kok. Makanya kami mau buat satu model yang kami subdisi habis. Hanya bayar Rp5 ribu - Rp15 ribu," kata Ahok.

Rumah susun jenis ini akan dilengkapi dengan fasilitas Kartu Jakarta Pintar, layanan bus gratis, dan dokter.

Kategori kedua, kata Ahok, adalah rumah susun harga kost. Rumah susun itu akan dibangun di atas terminal-terminal serta stasiun Light Rail Transit (LRT) atau Mass Rapid Transit (MRT). Hunian jenis ini diperuntukkan bagi pekerja yang memiliki rumah di kawasan penyangga. Tujuannya, kata Ahok, untuk menghemat waktu para pekerja.

Konsep rumah susun jenis ketiga diperuntukkan bagi masyarakat yang memiliki gaji Rp10 juta ke atas. Rusun ini akan dijual dengan sistem cicilan dengan tidak menghitung harga tanah.

"Tanah tidak dihitung tapi dengan catatan, dia tidak boleh jual ke orang lain," ujar Ahok.

Rusun ini hanya bisa dijual setelah 20-30 tahun ke pemerintah daerah dengan harga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).

Sementara, untuk konsep keempat ditawarkan bagi para pemilik tanah yang bersedia tanahnya dibangun apartemen. Sehingga pemilik, kata Ahok, memiliki sertifikat hak milik.

"Kamu boleh jual, boleh sewakan ke orang lain. Jadi kita tukar tanah," ujar Ahok.

Sejauh ini, Ahok baru menjalankan konsep pertama. Sementara, kategori kedua masih dalam pendataan halte dan stasiun yang akan dibuat rumah susun.

Tawaran program itu merupakan respons atas gagasan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyatakan akan membuat skema kredit untuk masyarakat miskin agar dapat memiliki hak atas rumah. Selama ini, Anies menilai masyarakat menyewa rumah secara terus-menerus.

"Tapi masa menyewa 40 tahun? Menyewa 30 tahun? Itu salah satu yang ingin kami perbaiki. Jadi kami ingin agar masing-masing kita itu memiliki kesempatan, memiliki hak atas rumah," kata Anies saat menyapa warga di Kampung Magesen, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (9/10).

Sumber: cnnindonesia.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India