Minggu, 17 Juli 2016

Awas Isu Fitnah '10 Juta Imigran China' Mulai Diserukan! Ini Kebenarannya! Share!

transparanjujur.blogspot.com - Presiden Jokowi mengimpor 10 juta warga China/Tiongkok. Itulah issue yang dikembangkan di berbagai media sosial. Tentu issue itu menimbulkan bayangan macam-macam.  Karena akan ada 10 juta warga Tiongkok yang akan tinggal dan menetap di Indonesia.

Isue ini disebarkan berbagai situs yang ditengarai terkait dengan barisan yang memusuhi Presiden Jokowi. Sebagai contoh adalah Intelijen.co, memuat judul �Jokowi akan Impor 10 Juta Warga Cina, Mau Beranak-pinak di Indonesia?.  Situs ini menuliskan, �Pernyataan Wakil Perdana Menteri China Liu Yandong, yang menargetkan pertukaran sepuluh juta warga Cina di Indonesia pada 2020 memunculkan kontroversi. Rencana itu bisa dipersepsikan sebagai upaya �mengimpor� imigran dari Cina ke Indonesia.�

Lalu ada kicauan penulis Zara Zettira ZR yang mengecam kerjasama bilateral Indonesia-Cina tersebut dijadikan sumber oleh situs dan dimuat oleh situs-situs serupa seperti pekanews, pribumi.com, dan semacamnya.

�10 juta jiwa mau beranak pinak di Indonesia? Menularkan ideologi-ideologinya? Penduduk dituker-tuker kayak sandal jepit aja,� cuap Zara Zettira lewat akun Twitter ?@ZaraZettiraZR seperti yang di-copas intelijen.co.

Kemudian ditambahkan, �10 juta jiwa itu setara dengan jumlah penduduk satu negara Eropa Timur! Transmigrasi antar daerah aja bermasalah apalagi antar negara?�

Lalu, �Waktu kampanye kok ngga dijelasin tencana impor penduduk China?� kicau @ZaraZettiraZR.

Bersamaan dengan itu, berbagai situs Islam ekstremis turut menyebarluasnnya dengan bumbu yang makin bombastis. Dengan judulnya �5 Tahun Jokowi Memimpin, 30 Juta Cina Masuk Indonesia!�

VOA-Islam menuliskan, �Jumlah penduduk Cina akan menggeser kaum pribumi. ..Jika saat ini jumlah etnis Cina 15-20 juta, dipastikan akan melesat tajam di tahun 2020. Dengan kejayaan ekonomi dan uang yang berlimpah, etnis China tak akan terbendung menjajah suku-suku pribumi yang semakin minoritas.

Dan tentu saja PKSpiyungan ambil bagian. Judulnya �5 Tahun Jokowi, 30 Juta China Bermigrasi�. Situs kebanggaan para kader dakwah ini mem-publish tulisan Nandang Burhanudin yang mengaku mantan dosen di Kolej Islam Muhammadiyah Singapore.

Nandang menulis, �Kita paham, Indonesia sangat rapuh dan lemah dalam hal data kependudukan. KTP dan KK mudah dibuat dengan FULUS. Wilayah Indonesia yang luas, sangat sulit dikontrol. Migrasi China bisa via laut atau daratan Indonesia, hingga pulau-pulau terluar. Nah itu dulu. Kini setelah era Jokowi, hal-hal sulit tak lagi perlu terjadi. Jokowi sudah memfasilitasi dan rakyat Indonesia sangat murah hati, mengimpor pekerja-pekerja China dengan triliunan devisa negara yang tak lain pajak rakyat.

Jika saat ini jumlah etnis China 15-20 juta, dipastikan akan melesat tajam di tahun 2020. Dengan kejayaan ekonomi dan uang yang berlimpah, etnis China tak akan terbendung menjajah suku-suku pribumi yang semakin minoritas. Strategi China benar-benar menerapkan strategi Yahudi menyingkirkan rakyat Pribumi Palestina dan strategi Singapore yang menyingkirkan rakyat melayu. Bagi mereka, era Jokowi adalah anugerah setelah era Gus Dur. Namun kebanyakan umat Islam tersihir, hingga tak sadar akan proyek Chinailah Indonesia.

Seperti yang dikicaukan Zara, 10 juta bukanlah jumlah yang sedikit, angka itu melebihi jumlah penduduk di berbagai negara. Jumlah itu hampir sama dengan populasi penduduk Jakarta yang diketahui sebagai daerah terpadat di Indonesia. Maka, paling tidak dibutuhkan lahan seluas Jakarta untuk menampung 10 juta warga Tiongkok. Maka, jumlah 10 juta itu menarik untuk dicari tahu asal usulnya.



Ini Isue tahun 2015. Tapi kemudian barisan Jonru sudah kehabisan topik fitnah setelah sebelumnya gagal paham dalam menyoalkan tentang kaus kaki yang dipakai Jokowi saat sholat di padang. Opini ini diangkat oleh Profesor Yusril yang terhormat kemudian disebarkan oleh Jonru.
Hebat, bukan??


Dari hasil penelusuran, ternyata angka 10 juta itu ditemukan di kabar24.bisnis.com/ Bisnis Indonesia. Dalam berita yang diberi judul�RI-China Sepakati Pertukaran 10 Juta� Warga�, Bisnis.com menulis, �Demi mempererat hubungan bilateral, China dan Indonesia menargetkan pertukaran sepuluh juta warganya dalam berbagai bidang pada 2020�.

Itu sebenarnya adalah pernyataan Wakil Perdana Menteri China Liu Yandong dalam sambutan pada kuliah umum dengan �Mempererat Pertukaran Antara Masyarakat, Bersama Membina Persahabatan Tiongkok�Indonesia di Kampus Universitas Indonesia, Rabu (27/5/2015).

Lalu, sebenarnya apa arti angka 10 juta ini?

Ternyata, dari sudut pandang pemerintah, angka 10 juta bukanlah jumlah imigran yang akan didatangkan dari China, melainkan jumlah wisatawan asal Tiongkok yang ditargetkan datang ke Indonesia setiap tahunnya.

Sebagaimana yang diberitakan Kompas.com pada Jumat, 27 Maret 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Tiongkok menerapkan kebijakan bebas visa bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan berkunjung ke Negeri Tirai Bambu itu. Menurut Jokowi, tingkat kunjungan WNI ke Tiongkok cukup tinggi.


"Jumlah kunjungan wisatawan ke dua negara ditargetkan 10 juta per tahun. Dalam kaitan ini saya minta Pemerintah Tiongkok untuk memberikan bebas visa bagi masyarakat Indoneaia yang akan berkunjung ke Tiongkok," kata Presiden Jokowi, saat kunjungan kenegaraan kepada Presiden Xi Jinping di Great Hall of The People Beijing, Kamis(26/3/2015).

Angka 10 juta pun disebutkan oleh media lainnya yaitu liputan6.com, yang menuliskan, �"Karena sudah bebas visa, kita minta kunjungan wisatawan antar Tiongkok dan Indonesia 10 juta per tahun," kata Pria yang akrab disapa Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (29/3/2015).

Jadi jelas, �10 juta�bukan angka imigran baru dari negeri Tirai Bambu.  Kata pertukaran warga yang dimaksud Bisnis.com yang kemudian diplintir kesana ke mari oleh situs-situs lainnya, sebenarnya adalah target pengunjung antar dua negara secara timbal balik, khususnya dalam konteks pariwisata.

Dengan tercapainya target ini, jelas yang diuntungkan adalah bangsa Indonesia sendiri, karena bertambahnya wisatawan dari China ke Indonesia menjadi 10 juta per tahun, dari angka 2 juta per tahun saat ini, akan menggenjot devisa dan meluaskan lapangan kerja bagi banyak pihak, mulai dari penyedia jasa travel, hotel, pemandu wisata, perajin, pengelola rumah makan, dan seterusnya.


Terbaru, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri membantah isu bahwa Indonesia kebanjiran tenaga kerja asal China.

Menurut Hanif, berdasarkan data yang ada, jumlah pekerja asal China setara dengan jumlah pekerja asing dari negara lainnya yang bekerja di Indonesia.

"Bohong besar jika dikatakan akan ada 10 juta pekerja asing asal China yang masuk Indonesia. Kemungkinan, angka itu diolah dari target kunjungan wisatawan mancanegara," ujar Hanif dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (17/7/2016).

Menurut Hanif, pekerja asal China jumlahnya fluktuatif, sekitar 14.000 orang-16.000 orang dalam periode satu tahun.


Jadi yang dimaksud 10 Juta itu adalah wisatawan, namun dipelintir media barisan sakit hati menjadi 10 juta imigran asing akan tinggal di Indonesia!!

Selain itu, jika dibandingkan dengan tahun 2011, 2012 dan 2013, jumlah pekerja asing pada tahun 2014, 2015 dan 2016 cenderung menurun.

Berikut data lengkap pekerja asing di Indonesia dari tahun 2011-2016:

Tahun 2011: 77.307 orang
Tahun 2012: 72.427 orang
Tahun 2013: 68.957 orang
Tahun 2014: 68.762 orang
Tahun 2015: 69.025 orang

Tahun 2016 hingga bulan Juni 43.816 orang.

Jadi, kalau benar angka 10 juta itu, berikan data yang valid dan benar. Jangan beri statemen berdasar perasaaan dan perkiraan untuk menyesatkan rakyat.

Miris!

Penulis: Dian Ariyani.
Referensi Sumber:
http://bisnis.liputan6.com/read/2199154/bebaskan-visa-jokowi-bidik-10-juta-turis-tiongkok-kunjungi-ri
http://www.piyunganonline.org/read/meluruskan-issue-sesat-tentang-10-juta-imigran-china.html
https://twitter.com/Yusrilihza_Mhd
https://www.facebook.com/jonru.page/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India