Selasa, 02 Agustus 2016

Di Sosmed Berapi-Api, Eh Pas Polisi Datang Ternyata Provokator Sakit Stroke! Share!

Foto: Jumpa pers di Polda Metro Jaya (Mei Amelia/detikcom)
transparanjujur.blogspot.com - 'Tanjung Balai Medan Rusuh 30 Juli 2016..!! 6 Vihara dibakar. Buat saudara Muslimku mari rapatkan barisan..Kita buat tragedi 98 terulang kembali. #Allahu_Akbar..."

Tulisan itu diposting di dua akun facebook milik Ahmad Taufik (41), seorang pria pengangguran beranak satu dengan kondisi kesehatan buruk pada Minggu (31/7/2016). Dia sedang stroke.

Ia memposting itu hanya satu hari usai kerusuhan di Tanjung Balai, Medan, Pecah, Sabtu (30/7/2016) dini hari. Taufik memposting itu dari ponselnya sambil bersantai di rumahnya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Dia mengaku menulis itu karena iseng, dan kesal dengan Pemerintahan Jokowi.

Satu hari berikutnya Taufik masih bisa bersantai di rumahnya. Berleha-leha tak menyangka sederetan polisi di Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sudah membaca seluruh datanya dan mencari lokasi dirinya berada.


Hari berikutnya, Selasa (2/8/2016), Taufik bangun pagi dengan terkaget-kaget. Ada sederet polisi berdiri di depan rumahnya dan mengetuk pintu.

Taufik cuma terbengong saat diberitahu ia ditangkap dan ditahan karena memposting tulisan bernada kebencian ddan provokasi tersebut. Dia pun pasrah dibawa ke kantor polisi.

Tapi lantaran kondisinya yang tengah sakit stroke, polisi memilih tak menahannya. Namun tetap menjadikannya tersangka.

"Orang ini kami tangkap untuk memberi pelajaran buat masyarakat. Kami tidak main-main terhadap mereka yang menebar kebencian dan provokasi lewat media sosial," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (2/8/2016) siang.

Menurut Hengki, pihaknya tak main-main lagi soal provokasi dan tebaran kebencian di Medsos setelah menganalisa beberapa kerusuhan.

"Ternyata beberapa kerusuhan itu pecah setelah diprovokasi lewat Medsos," kata Hengki kepada wartawan.

Hengki memberi contoh, kerusuhan sopir taksi melawan driver ojek online juga dipicu provokasi di Medsos.

Kemudian beberapa kerusuhan lainnya terkait sepakbola di Jakarta, juga dimulai dari Medsos.

Bahkan untuk menangkal ini, kata Hengki, Polda Metro Jaya sudah membentuk tim patroli cyber.

Tim ini khusus untuk mencari apabila adanya ujaran kebencian atau provokasi yang disampaikan siapa saja lewat Medsos.


"Ada tim analisa, dan ada tim tindak yang bergerak di lapangan untuk mencari posisi orang yang mempostingnya," kata Hengki.

Tim ini aktif setiap hari, dan bertugas lintas batas. Tidak hanya bekerja untuk isu-isu di Jakarta. Tetapi isu apa saja yang terkait provokasi dan ujaran kebencian, maka akan diburu yang mengunggahnya.

"Lihat saja, yang kami tangkap ini kan juga isu kerusuhan Tanjung Balai," kata Hengki.


Sumber: Tribunnews.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India