Senin, 26 September 2016

Haters Protes Gusur, Bapak Ini Bongkar Catatan Hitam Kawasan Kumuh Jakarta! Bantu Share!

Salahkah bila Gubernur AHOK merelokasi kawasan kumuh seperti ini?
transparanjujur.blogspot.com - Sebuah tulisan dari Bapak Doni Bastian (www.DoniBastian.com).

Kasus �Punggusuran� di Jakarta, berusaha digeser persepsinya menjadi negatif oleh pihak-pihak tertentu yang bertujuan untuk menyerang keberadaan Gubernur AHOK secara politis. Namun sesungguhnya, kegiatan penggusuran kawasan kumuh tidak hanya terjadi di lingkungan DKI Jakarta saja. Disetiap daerah terutama kota-kota besar, tentu diperlukan penggusuran terhadap kawasan kumuh atau wilayah yang digunakan tidak sesuai dengan peruntukannya. Fenomena penggusuran yang terjadi di ibukota memang lebih banyak menyita perhatian masyarakat luas, sebab terkait dengan Gubenur AHOK yang terkenal dengan keberaniannya demi menjalankan tugasnya untuk membenahi Jakarta, apalagi menjelang Pilkada 2017.

Kegiatan penggusuran yang dilakukan di Jakarta, bukanlah bermaksud untuk menambah penderitaan warga miskin semata. Namun ini adalah bagian dari kebijakan Gubernur AHOK untuk merelokasi kawasan kumuh dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi duatu wilayah agar sesuai dengan peruntukannya. Namun demikian, kegiatan ini tak sekadar menggusur warga miskin dan tak mampu, namun AHOK telah menyediakan ribuan rusun sebagai tempat tinggal baru warga yang kondisinya jauh lebih layak dan manusiawi. Program Relokasi kawasan kumuh yang dilaksanakan dalam hal ini oleh PemProv DKI, sudah jelas bertujuan untuk membenahi Jakarta agar menjadi kota yang nyaman, tertata rapi, indah dan modern sehingga mampu tampil sejajar dengan kota-kota metripolitan di negara maju.

Mengapa bisa terjadi kawasan kumuh?

Jakarta pada zaman dulu, sejak semasa Gubernur Ali Sadikinpun sudah ada kawasan-kawasan kumuh. Namun karena jumlah penduduk Jakarta masih belum sepadat sekarang dan tingkat kesejahteraan rakyat belum seperti sekarang, maka keberadaan kawasan kumuh waktu itu belum terlalu meresahkan. Namun dengan berjalannya waktu, dimana tingkat kepadatan penduduk di Jakarta tiap tahun makin meningkat, maka hal ini juga makin memperluas kawasan kumuh yang ada. Mengapa kawasan kumuh semakin luas dan semakin bertambah lokasinya?

Penyebab utamanya  adalah karena Jakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia. Jakarta punya daya tarik yang luar biasa bagi para oportunis yang mencoba mangadu nasib dan keberuntungan. Setiap orang tentu menginginkan kehidupan serba kecukupan. Sedangkan di Jakarta menyimpan segala impian dan harapan bagi setiap orang untuk menjadi orang kaya.

Hal inilah yang membuat penduduk daerah berlomba-lomba mengadu nasib di Jakarta, dengan harapan bisa menjadi kaya. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Jakarta tidaklah mudah untuk ditundukkan. Bekerja dan mencari nafkah di Jakarta perlu keahlian/skill atau kecukupan di bidang permodalan. Tanpa itu, mustahil bagi seseorang dapat hidup nyaman di Jakarta ini.

Namun tak semua orang menyadarinya. Banyak yang hanya bermodalkan tekad yang membara, namun sama sekali tak punya skill yang memadai. Yang terjadi adalah bahwa mereka ini harus berjuang mati-matian untuk hidup di Jakarta, namun tak memperoleh penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang serba mahal. Merekapun harus menyesuaikan dengan tingat penghasilan yang sangat rendah yang semestinya tak layak untuk hidup di Jakarta.

Mereka, khususnya para pendatang, tak mampu membeli tempat tinggal yang layak dan akhirnya menempati pemukiman tanpa izin dan melanggar peraturan daerah. Demi menyambung hidup, mereka terpaksa tinggal di gubug-gubug di bantaran kali, dibawah jembatan, di pinggir rel kereta dan wilayah kumuh lainnya.

Ironisnya, hal ini juga dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab  dengan membangun rumah-rumah petak  liar yang disewakan kepada warga tak mampu. Dampak dengan adanya kawasan kumuh ini selain melanggar peraturan daerah, juga berakibat timbulnya masalah baru yaitu bencana banjir dan timbulnya wabah penyakit. Lebar sungai menjadi semakin sempit dan dangkal karena bantaran sungai dijadikan kawasan pemukiman oleh penduduk. Selain itu kepedulian mereka terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan sangat rendah. Sungai yang seharusnya dapat mengalir bening sebagai sumber kehidupan, berubah menjadi timbunan sampah dan sarang penyakit.

Mengapa Kawasan Kumuh semakin meluas?

Tentu jawabannya adalah karena tidak ada ketegasan dari aparat pemerintah untuk menegakkan peraturan dan hukum. Mungkin karena alasan tidak tega atau merasa kasihan kepada warga tak mampu, atau alasan lain yang lebih ironis lagi adalah para oknum tersebut menerima setoran bulanan dari para ketua kelompok. Biasanya di setiap kawasan kumuh terdapat oknum ketua kelompok yang menjalin koordinasi dengan aparat setempat (Kelurahan/Kecamatan/Kepolisian) agar keberadaan mereka dilindungi. Mereka melakukan kolusi dengan aparat dengan imbalan uang setiap bulan yang dipungut dari iuran warga yang menempati wilayah kumuh tersebut.

Itulah sebabnya, maka wilayah kumuh di Jakarta semakin meluas dan bergulir bagai bola salju hingga menjadi permasalahan serius di ibukota. Bila hal ini dibiarkan saja, maka bisa dibayangkan, akan menjadi seperti apa kota Jakarta?

Oknum aparat pemerintah daerah tingkat kelurahan dan kecamatan adalah yang paling bertanggung-jawab terhadap fenomena kawasan kumuh ini. Sebab merekalah yang secara langsung mengelola dan membina masyarakat di wilayah masing-masing. Oleh sebab itu, sesungguhnya akar permasalahannya bukanlah karena adanya warga yang membangun pemukiman di kawasan kumuh, namun karena para pejabat Pemerintah Daerah tidak tegas dan cenderung membiarkan warga menempati kawasan kumuh tersebut. Hal ini telah terjadi di Jakarta bukan hanya setahun dua tahun tapi sudah berpuluh-puluh tahun. Bergonta-ganti Gubernurpun, permasalahannya tetap sama dan tak pernah ada penyelesaiannya.

Ketegasan Gubernur AHOK demi memperbaiki kota Jakarta

Baru kali ini terjadi, kehadiran AHOK sebagai Gubernur DKI membawa angin perubahan yang berarti. Dengan keberanian dan ketegasannya, AHOK berusaha memperbaiki lingkungan di Jakarta. AHOK mampu tampil beda dengan gubernur-Gubernur sebelumnya. Fokus utamanya adalah untuk mengatasi masalah banjir yang terjadi setiap tahun di Jakarta. Untuk itu AHOK melanjutkan program normalisasi Sungai di Jakarta yang pernah di canangkan sebelumnya oleh Gubernur Jokowi pada tahun 2012 lalu.

Target pertama adalah sungai Ciliwung, sebagai sungai terbesar yang membelah kota Jakarta dan yang paling potensial untuk dibenahi. Untuk itulah AHOK melakukan program relokasi warga yang bermukim di bantaran kali. AHOK bukan sekadar menggusur warga., namun sebelumnya AHOK telah mempersiapkan ribuan rusun yang akan digunakan untuk menampung warga yang terkena program normalisasi sungai Ciliwung tersebut.

Gubernur AHOK sesungguhnya ingin membantu warga kurang mampu agar dapat tinggal dilingkungan permukiman yang lebih layak dan manusiawi. AHOK bahkan mempersapkan segala kebutuhan warga yang tinggal di rusun tersebut dan memberikan kemudahan transportasi dengan menyediakan fasilitas bus gratis.

Kondisi pemukiman warga di sepanjang jalur rel kereta api  di Jakarta.  Sangat mengganggu ketertiban dan membahayakan keselamatan penduduk.
Kebijakan AHOK memicu Pendapat Pro-Kontra.

Sebagian kalangan yang mampu berfikir sehat dan rasional menilai kebijakan AHOK terkait relokasi warga yang tinggal di kawan kumuh adalah tepat dan sudah semestinya dilakukan. Namun demikian, sebagian kalangan lainnya ada yang  menilai bahwa AHOK menindas rakyat kecil karena melakukan penggusuran rumah warga.

Pendapat yang menentang kebijakan AHOK ini sangatlah aneh dan terkesan hanya memikirkan kepentingan golongan tertentu saja. Bisa jadi, ada oknum yang memanfaatkan hal ini sebagai alasan untuk menolak AHOK sebagai Gubernur apalagi menjelang Pilkada DKI 2017.

Bila mengikuti pendapat oknum yang menolak relokasi warga, maka hal ini jadi serba salah. Sebab bila kawasan kumuh tidak ditertibkan, maka masalah banjir tak akan bisa diselesaikan. Disisi lain, kawasan kumuh telah melanggar peraturan  daerah dan tidak boleh terus menerus dibiarkan keberadaannya.

Jakarta adalah ibukota negara, yang harus bisa menjadi barometer dan teladan bagi kota-kota lainnya di daerah. Coba saja anda bayangkan bila Jakarta tidak segera dibenahi. Kawasan kumuh semakin meluas, bencana banjir merajalela dimana-mana, penduduk miskin makin bertambah dan tentu saja akan menggangu keberlangsungan seluruh aktifitas baik pemerintahan, bisnis dan aktifititas pokok lainnya.

Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran bagi seluruh warga Jakarta untuk senantiasa taat dan patuh terhadap peraturan  dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh  PemProv DKI Jakarta. Bagi warga pendatang yang ingin mencari nafkah di Jakarta, juga harus memiliki skill dan kemampuan yang memadai agar bisa hidup layak. Bila tidak, maka jangan salahkan pemerintah bila terkena dampak penertiban yang dilakukan PemProv DKI.

Sekali lagi, Jakarta harus segera berbenah, agar mampu tampil sejajar dengan kota-kota metropolitan di negara maju lainnya.

---------

Sebuah tulisan yang mencerahkan bagi kita semua oleh Bapak Doni Bastian. Yuk mari bantu share agar semua orang bisa melek terhadap kenyataan yang sebenarnya soal kawasan kumuh ini, terima kasih.

Penulis : Doni Bastian
Sumber: www.DoniBastian.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India